CATATANKU ERICKTJONG adalah blog yang berisi tentang catatan reflektif spiritual dan catatan-catatan kritis mengenai berbagai-bagai pokok persoalan.
Sabtu, 17 Januari 2015
BERSEDIA, SIAP, YA! (2 TIMOTIUS 4:1-8)
Saudara-saudara kaum muda yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, masih dalam semangat tahun baru 2015 dan sekali lagi saya mengucapkan selamat tahun baru untuk kita semua. Dan dalam semangat tahun baru di minggu ke-3 bulan Januari saat ini saya ingin mengajak kita sekalian merenungkan sebuah tema yaitu: Bersedia, Siap, Ya! Dengan dasar pembacaan Alkitab dari 2 Timotius 4:1-8.
Saudara-saudara, kalau kita amati benar tema ini maka kita akan tahu bersama bahwa perintah bersedia, siap, ya merupakan aba-aba yang digunakan dalam lari sprinter. Pertanyaan saya kepada saudara adalah apakah esensinya sehingga ungkapan perintah atau aba-aba ini juga menjadi penting dalam kehidupan orang percaya, terlebih ketika kita saat ini sedang berada di masa-masa awal tahun 2015?
Biasanya orang pada umumnya selalu punya slogan ketika memasuki tahun baru, yaitu tahun baru semangat baru. Secara umum orang-orang di dunia ini acap kali menggunakan spirit ini untuk melakukan pencapaian-pencapaian yang lebih sempurna lagi bagi dirinya. Atau dengan kata lain self oriented. Di tahun 2015 ini saya ingin mencapai karir yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Di tahun 2015 ini saya ingin memiliki mobil dan rumah yang lebih enak, lebih besar dan lebih mewah lagi dari sebelumnya. Di tahun 2015 ini saya ingin mencapai ini dan itu yang belum bisa saya capai di tahun 2014 yang lalu. Salahkah itu? Tentu tidak. Karena setiap orang memang perlu dan harus punya target dalam hidupnya, karena dengan target itulah kita bisa memiliki tolak ukur pencapaian dari target-target yang sudah kita buat dan susun. Sama seperti sebuah proses pendidikan dan pengajaran yang acap kali sangat memerlukan silabus sebagai titik pijak dan titik berangkatnya. Sama seperti sebuah pesawat yang membutuhkan landasan untuk terbang.
Saudara-saudara, kalau begitu apa yang membedakan antara kita sebagai orang percaya dengan orang pada umumnya? Rasul Paulus menitipkan sebuah pesan kepada Timotius demi penyataan Allah dan Kerajaan-Nya agar Timotius siap sedia dalam memberitakan Firman baik atau tidak baik waktunya. Artinya di segala waktu Paulus ingin agar Timotius dan juga kita saat ini senantiasa hidup di dalam Firman dan mempersaksikan Firman, baik dalam kata maupun perbuatan. Kenapa? Karena iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Bahkan 1 Korintus 13:1 menegaskan bahwa sekalipun aku bisa berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak memiliki kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Saudara, kasih harus dilakukan. Kasih harus dinyatakan dan bukan sekedar diperkatakan. Itu Firman Tuhan yang ya dan amin. Ada amin saudara? Dengan demikian saya tegaskan sekali lagi bahwa bersedia, siap, ya dalam mempersaksikan Firman dalam segala keadaan baik maupun buruk waktunya itu bukan sekedar pandai berkhotbah, pandai membuat renungan, tetapi juga pandai dan bijak dalam mempraktekkan Firman di dalam hidup kita. Ada amin saudara?
Ya saudara. Karena Alkitab di dalam 1 Korintus 13:8 juga berkata bahwa nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap; tetapi kasih tidak berkesudahan. Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih yang sungguh-sungguh dinyatakan. Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih agape. Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih yang tetap mengasihi walaupun... Dengan demikian kasih yang dimaksud di sini adalah kasih yang tanpa syarat sebagaimana Kristus sendiri telah menyatakan kasih-Nya yang teramat sangat besar kepada semua umat manusia terutama orang percaya.
Saudara-saudara, kenapa pesan Rasul Paulus kepada Timotius ini menjadi penting bagi Paulus untuk disampaikan kepada Timotius? Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena Paulus teringat akan iman Timotius yang tulus ikhlas sebagaimana iman neneknya Lois dan ibunya Eunike. Paulus yakin iman yang tulus ikhlas itu jugalah yang hidup di dalam diri Timotius. Sehingga menjadi penting bagi Paulus untuk memperingatkan Timotius agar Timotius selalu mengobarkan karunia Allah yang ada padanya berdasarkan penumpangan tangan Paulus sendiri atasnya (2 Timotius 1:5-6).
Kalau kita mau menilik bersama surat 2 Timotius ini khususnya dalam 2 Timotius 2:14-26 maka kita akan menjumpai bahwa Timotius kala itu berhadapan dengan pengajar-pengajar sesat. Sehingga bukan tidak mungkin Timotius menghadapi realita akan adanya ketakutan di dalam dirinya. Oleh karena itu Paulus di dalam 2 Timotius 1:7-8 mengingatkan kepada Timotius dan kita sekalian bahwa Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Karena memang Allah kita adalah Allah yang sangat menyukai dan menjunjung tinggi keteraturan. Bukankah semenjak penciptaan pun Allah sudah menciptakan segala sesuatunya dalam keteraturan sejak hari pertama sampai hari ke-6? Bukankah Tuhan mencintai hukum? Ya. Mazmur 37:28 mempersaksikannya. Di sana dikatakan bahwa sebab Tuhan mencintai hukum. Dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara. Tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan. Dan bukankah hukum yang pertama dan terutama adalah hukum kasih? Dimana kita diminta untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Dan bahkan mengasihi dan berdoa bagi musuh kita. Bahkan Matius 25:40 menegaskan bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Jadi rangkaian Firman ini sekali lagi menegaskan kepada kita bahwa Tuhan menuntut kesediaan dan kesiapan kita untuk mempersaksikan Firman baik maupun tidak baik waktunya, yaitu kesaksian Firman baik melalui perkataan maupun perbuatan, karena dengan demikian kita telah menjadi kitab-kitab terbuka yang dapat dibaca oleh sesama kita, dimana mereka dapat melihat Kristus di dalam diri dan hidup kita. Dengan demikian memberitakan Firman dalam segala keadaan menjadi bagian dari tanggung jawab kita bersama sebagai bagian dari persekutuan orang percaya dan tubuh Kristus. Mari kita persaksikan Firman Tuhan dalam segala waktu baik dalam kata maupun perbuatan. Mari kita ungkapkan di hadapan Tuhan komitmen kita untuk berkata bersedia, siap dan ya untuk menjadi saksi Kristus di dalam hidup kita. Kiranya Tuhan memampukan kita senantiasa untuk menjadi saksi-Nya dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)