Sabtu, 28 Maret 2015

BANGKIT MENYATAKAN KUASA KASIH ALLAH (ROMA 5:12-21)

Saudara-saudara kekasih Kristus, pada kesempatan ini kita berada di minggu pra paskah terakhir sebelum minggu depan kita akan memasuki minggu paskah. Dan pada kesempatan ini dengan dasar bacaan Alkitab kita saat ini yang terambil dari Roma 5:12-21, saya hendak mengajak kita untuk merenungkan sebuah tema yaitu bangkit menyatakan kuasa kasih Allah. Ketika saya merenungkan tema ini maka saya langsung teringat sebuah lagu yang mengungkapkan bahwa kasih Allahku sungguh telah terbukti ketika Dia korbankan Anak-Nya. Kasih Allah mau berkorban bagi kau dan aku. Tiada kasih seperti kasih-Nya. Dari pernyataan ini maka nyata benar bahwa kasih Allah adalah kasih yang sungguh besar dan rela berkorban. Bahkan ketika Allah menyatakan kasih-Nya maka kasih yang Dia nyatakan adalah kasih yang tanpa syarat. Sekalipun manusia berdosa dan tidak layak di hadapan-Nya. Sekalipun manusia ciptaan-Nya itu telah melakukan pembangkangan terhadap kehendak-Nya untuk tidak memakan buah pengetahuan akan yang baik dan yang jahat. Sekalipun pada hakikatnya hubungan antara Allah dengan manusia telah terputus akibat dosa tersebut. Sekalipun sesungguhnya akibat dosa maka semua manusia harus mendapatkan upah dosa yang adalah maut. Tentu dengan kuasa-Nya yang teramat sangat besar itu, sangat mungkin bagi Allah untuk membinasakan saja semua umat manusia yang ada dan kemudian menciptakan kembali manusia-manusia baru yang hanya menjadi penurut-penurut Allah tanpa harus memberi ruang kepada kehendak bebas manusia. Tetapi Allah tidak melakukan itu. Melalui kasih-Nya yang teramat sangat besar itu, Dia berinisiatif dan berusaha keras untuk memperjuangkan pemulihan hubungan antara Allah dengan manusia. Hal itu diwujudnyatakan-Nya ketika Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus yang telah mati di salib dan bangkit pada hari ketiga. Kebangkitan-Nya itulah yang sesaat lagi akan kita peringati dan rayakan pda hari raya paskah. Melalui kasih karunia-Nya itulah maka penebusan dosa dapat terjadi dan terwujud nyata, sehingga dengan demikian orang-orang yang telah diampuni dosanya, maka kita tidak perlu hidup di dalam dosa lagi, karena setiap orang yang tetap berbuat dosa tidak melihat dan tidak mengenal Dia. Dengan demikian bagaimana kita harus bangkit menyatakan kuasa kasih Allah yang telah menebus dan memulihkan kita? Caranya tidak lain dan tidak bukan adalah dengan melakukan pertobatan yang sejati dengan tidak berbuat dosa lagi. Ketika masih ada beban dosa yang masih ada pada kita maka segeralah akui di hadapan-Nya dan mohonlah kuasa pengampunan-Nya. Karena bagi mereka yang mengakui dosanya maka Dia adalah setia dan adil. Kiranya Tuhan melalui Roh Kudus-Nya senantiasa memampukan kita untuk menjadi ciptaan yang baru, karena yang lama telah berlalu dan yang baru telah datang. Selamat menjelang Paskah bagi kita sekalian. Mari kita bangkit menyatakan kuasa kasih Allah yang telah menebus dan akan senantiasa memulihkan serta menyempurnakan hidup kita. Ingatlah senantiasa bahwa kita adalah milik kepunyaan-Nya dan Dia adalah gembala kita. Ingatlah senantiasa bahwa kita telah ditebus dan harganya telah lunas dibayar. Oleh karena itu jangan lagi menjadi hamba dosa melainkan hamba kebenaran. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin. KAULAH SEGALANYA KAU BAPA YANG MENGASIHIKU KUASAMU MEMULIHKANKU HATI YANG BARU KAU BERIKAN UNTUKKU DAPAT MELIHAT RENCANAMU INDAH BAGIKU KAU ADA DI SETIAP JALANKU HATIKU HAUS DAN LAPAR AKAN ENGKAU KAULAH SEGALANYA DI DALAM HIDUPKU KERAJAANMU KEBENARANMU ITU BAGIANKU KAULAH YANG KUPANDANG SELAMA HIDUPKU MENGASIHIMU MEMULIAKANMU BAPA DAN RAJAKU

Sabtu, 14 Maret 2015

MENGKUDUSKAN DIRI DENGAN MENAATI FIRMAN TUHAN (ULANGAN 28:58-68)

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita sekalian untuk merenungkan sebuah tema yaitu mengkuduskan diri dengan menaati Firman Tuhan. Tentu sudah sangat jelas bahwa kalau kita bicara tentang Firman Tuhan, maka hal terdekat yang bisa kita lihat dan gapai adalah Alkitab. Dalam pemahaman teologis ada dua pemahaman tentang Alkitab. Yang pertama, buku yang berisi Firman Allah, dan yang kedua adalah Firman Allah itu sendiri. Tentu saya pribadi ingin mengajak kita sekalian untuk berpegang kepada yang kedua tanpa mengacuhkan keberadaan pemahaman yang pertama. Tapi kita perlu benar-benar meyakini bahwa Alkitab adalah benar-benar Firman Allah. Memang Alkitab tidak ditulis langsung oleh Allah dengan tinta Surgawi. Tetapi Alkitab adalah Firman atau perkataan yang diilhamkan Allah yang ditulis melalui perantaraan para penulisnya. Dengan demikian saudara, Alkitab tidak bisa salah dan tidak mungkin salah. Alkitab tidak mungkin keliru di dalam isi maupun muatan kaidah-kaidah ketetapan dan pengajaran yang ada di dalamnya. Dan melalui Alkitablah kita dimampukan Tuhan untuk dapat memahami Firman Tuhan yang hidup dan menghidupkan itu. Melalui Firman Tuhan itu jugalah saudara, kita dimampukasn untuk memahami tentang bagaimana mengkuduskan diri bahkan di tengah keberadaan kebobrokan dunia, dimana di dalamnya terdapat dekadensi moral dan berbagai praktek kehidupan yang bertentangan dengan pikiran dan kehendak Allah. Saudara, berbicara mengenai Firman Tuhan yang terkandung di dalam Alkitab maka kita tidak jauh berbicara mengenai hukum-hukum Tuhan yang tertulis. Bahkan Kitab Ulangan pasal 28 ayat yang ke-58 yang menjadi bagian bacaan kita dengan jelas mengatakan bahwa jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum taurat yang tertulis di dalam kitab ini, dan engkau tidak takut kepada nama yang mulia dan dasyat ini, yakni akan Tuhan Allahmu, maka Tuhan akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib kepadamu, dan kepada keturunanmu, yakni pukulan-pukulan yang keras lagi lama, dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama. Keterangan selanjutnya dapat kita baca bersama mulai ayat yang ke-60 sampai ayat yang ke-68. Saudara, hal ini mau menunjukkan betapa pentingnya menjaga kekudusan dan menguduskan diri dengan menaati Firman Tuhan. Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena kita adalah umat pilihan Allah. Dengan istilah yang lain hendak dikatakan bahwa kita adalah Israel-Israel baru. Kalau Bangsa Israel dalam kisah Perjanjian Lama sering digambarkan sebagai bangsa yang tegar tengkuk dan acap kali tidak setia kepada Tuhan, maka Tuhan tidak mengharapkan hal itu terjadi pada kita saudara. Kalau kita berbicara mengenai hukum yang tertulis maka hal yang bisa dengan cepat kita ingat dan cermati adalah dasa titah atau sepuluh perintah Allah. Di dalamnya kita dapat melihat berbagai atauran yang mendetail mengenai bagaimana kita harus hidup berkenan kepada Allah yang digambarkan dengan berbagai macam larangan. Hal itu tentu baik adanya saudara. Namun bagaimana kalau kita mengkaitkannya dengan Perjanjian Baru? Maka hukum yang utama dan terutama adalah hukum kasih, dimana kita diminta untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Pun kita diminta untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita. Tentu bukan hal yang terlalu amat sangat mudah saudara dalam mempraktekkan kasih ini. Bahkan di dalam bagian lain yaitu Injil Matius 5:39 dikatakan janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu; melainkan siapa yang menampar pipi kananmu berikanlah juga kepadanya pipi kirimu. Pun di dalam bagian yang lain lagi dikatakan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan balaslah kejahatan dengan kebaikan. Saudara, bukankah fakta-fakta Firman Tuhan ini menggambarkan betapa sulit dan rumitnya menjalani hidup kekristenan? Saudara, jadi kristen bukan berarti terlepas dari masalah dan pergumulan. Ketika kita menjadi kristen sejati justru kita diminta untuk memikul salib, menyangkal diri dan mengikut Kristus. Memang tidak mudah saudara. Pasti ada jatuh bangun yang kita alami. Tetapi ketika kita berjalan bersama dengan Tuhan, maka Dialah yang akan terus memampukan kita untuk terus bangkit dan kembali melanjutkan perjalanan sampai titik akhir dimana kita berada bersama dengan Dia dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Jangan pernah putus pengharapan saudara. Teruslah berharap kepada-Nya, karena dari Dialah datangnya pertolongan kita. Kenakanlah kuk yang Ku pasang, kata Tuhan, karena kuk yang Ku pasang itu ringan dan enak. Ketika kita berjerih lelah dan kita memiliki beban yang berat apapun itu, maka datanglah kepada-Nya maka Dia akan memberi kelegaan kepada kita. Apapun yang terjadi di dalam hidup kita, tetaplah setia kepada-Nya. Setia jugalah kepada Firman-Nya, karena melalui kesetiaan kita kepada Firman-Nya maka kita telah menjadi sahabat-sahabat Kristus yang sejati. Kiranya Tuhan senantiasa menguduskan hidup kita dan menghindarkan kita dari dosa dan maut. Kiranya Tuhan senantiasa memampukan kita untuk menjadi murid-Nya yang setia kepada Firman-Nya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.