Minggu, 18 Oktober 2015

TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH (KELUARAN 20:1-17)

Nats: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (ayat ke-3). Saudara-saudara kekasih Kristus, berdasarkan bagian bacaan dan nats ini saya ingin mengajak kita sekalian merenungkan sebuah tema, yaitu: Tidak ada Tuhan selain Allah. Ya saudara, mungkin dan bahkan dapat dipastikan bahwa kita semua pernah mendengar kumandangan atas pernyataan ini. Paling tidak kita pasti pernah mendengarnya dalam kumandangan adzan magrib yang biasa disiarkan di televisi. Dalam Bahasa Arab ungkapan ini sering dikumandangkan dengan ungkapan la ilaha illallah. Apakah pernyataan ini salah? Tentu tidak saudara. Bahkan Alkitab kita pun menegaskannya. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jadi memang hanya Allah sajalah yang patut kita sembah, karena hanya Dialah satu-satunya Sang Khalik, Sang Pencipta yang menciptakan seluruh ciptaan dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Termasuk juga kita di dalamnya. Bahkan Kitab Kejadian pasal yang pertama juga menyebutkan dalam bahasa aslinya: Beresyit bara Ellohim et hasyamayim tohu wavohu... Pada mulanya Allah menciptakan... Dan sebelum dunia ini diciptakan maka semuanya masih berada dalam keadaan tohu wavohu yang berarti kekosongan tanpa bentuk. Dalam Alkitab terjemahan LAI disebutkan bahwa dunia belum berbentuk dan kosong. Maka secara logika sederhana saja kita semestinya sudah dapat menyimpulkan dan menyadari sepenuhnya bahwa sebagai ciptaan maka sudah barang tentu dan pasti kita harus menyembah kepada pencipta kita dan bukan kepada yang lain. Bahkan bagian bacaan kita lebih lanjut memaparkan juga tentang sebuah larangan, yaitu jangan membuat bagimu patung-patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya ataupun beribadah kepadanya. Perhatikan baik-baik ungkapan selanjutnya: Sebab Aku Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tapi tidak juga berhenti sampai di situ. Lebih lanjut Allah mengungkapkan tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintah-Ku. Pertanyaan sederhana dilontarkan Tuhan kepada kita saat ini: Termasuk dalam golongan manakah kita? Apakah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang membenci Allah? Ataukah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mengasihi Allah dan senantiasa berpegang pada perintah-perintah-Nya? Secara gamblang bagian bacaan kita yang berisi tentang dasa titah memaparkan tentang hal-hal apa saja yang berkenan dan tidak berkenan dalam pandangan mata Tuhan untuk kita lakukan. Sudahkah kita mematuhinya dengan sepenuh hati? Atau kita masih menjadi orang-orang yang suam-suam kuku dalam mengikut Tuhan? Jika memang kita masih berada dalam taraf orang beriman yang suam-suam kuku, maka sekaranglah waktunya bagi kita untuk sungguh-sungguh mengalami kebangkitan di dalam Kristus, karena kebangkitan Kristus senantiasa mengisyaratkan juga tentang kebangkitan kita. Terlebih ketika kita sudah ditebus dan harga kita telah lunas dibayar. Marilah kita bersama-sama bangkit dalam iman dan kebenaran-Nya, karena kita memang diselamatkan karena iman, sehingga kita tidak boleh sekalipun meninggalkan iman kita kepada-Nya. Karena hanya Dialah, Kristus yang merupakan jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku, kata Tuhan. Marilah juga dengan iman kita nyatakan kasih sebagai tindakan dalam kebenaran, karena memang hukum yang utama dan terutama yang diajarkan oleh Kristus kepada kita semua adalah hukum kasih, dimana kita diminta untuk mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita. Kita pun diminta untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Dan kita juga diminta untuk mengasihi musuh kita serta berdoa bagi orang yang menganiaya kita. Saudara, hidup kristen memang tidak ringan. Terlebih kalau memang kita sungguh-sungguh menjalaninya dan bukan sekedar beragama, karena kristen memang bukanlah sebuah agama melainkan pola hidup, dimana kita diminta untuk meneladani Kristus di dalam hidup kita. Dimana kita diminta untuk menjadi semakin serupa dengan Dia. Dalam hal ini pasti kita akan banyak menemukan tantangan dan pergumulan. Bahkan tidak jarang juga penolakan, penderitaan dan penganiayaan. Tetapi berdirilah teguh dan jangan goyah. Tetaplah kerjakan keselamatanmu, kata Firman Tuhan. Karena memang iman bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab Suci. Sebagai orang percaya kita diminta untuk tahan menderita. Bahkan kita diminta untuk menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan. Sekali lagi, hidup kristen memang tidak mudah. Bahkan di dalam menjalani hidup meneladani Kristus pun ada kalanya kita mengalami jatuh bangun. Tapi yakin dan percayalah bahwa jalan hidup orang benar diterangi oleh cahya Firman Tuhan. Jalan hidup orang benar semakin terang hingga remang tengah hari. Apabila ia jatuh tidakkan dibiarkan sampai tergeletak. Sbab tangan Tuhan jua yang menopangnya dan membangunkan dia kembali. Yang terpenting bagi kita ialah jangan sekali-kalipun kita meninggalkan Tuhan atau membelakangi Dia, karena Dia pun adalah Tuhan yang tidak pernah sedetik pun meninggalkan atau membelakangi kita. Dia adalah Tuhan yang senantiasa memberkati dan melindungi kita. Dia menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih karunia. Dia menghadapkan wajah-Nya kepada kita dan memberi kita damai sejahtera. Itulah Dia, Tuhan semesta alam. Itulah Dia, Tuhan kita Yesus Kristus. Temuilah Dia selama Ia berkenan untuk ditemui. Teruslah nyatakan iman, pengharapan dan kasih kita kepada-Nya. Jangan pernah berhenti berharap pada-Nya, karena Dia adalah Tuhan, Sang Gembala Agung kita dan kita adalah umat gembalaan-Nya. Maka sudah barang tentu kita perlu terus bergantung pada-Nya seperti ranting yang selalu bergantung pada pokok anggurnya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin. Penutup: Lagu pujian “Tuhan Raja Maha Besar.”