CATATANKU ERICKTJONG adalah blog yang berisi tentang catatan reflektif spiritual dan catatan-catatan kritis mengenai berbagai-bagai pokok persoalan.
Sabtu, 26 Desember 2015
KRISTUS ADALAH PEMBERI KELEGAAN
“Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu (Matius 11:28).”
Mungkin banyak dari antara saudara para pembaca yang akan bertanya: “Apa menariknya tema ini? Bukankah kita semua sudah sama-sama tahu bahwa Dia adalah Sang Pencipta dan Sang Penolong? Jadi bukankah memang sudah sewajarnya Dia memberikan kepada setiap kita kelegaan sebagai wujud nyata pertolongan-Nya?” Ya, saudara, apa yang saudara pikirkan dan pertanyakan berdasarkan pergumulan saudara itu memang tidak keliru. Dia memang adalah Allah yang Maha kuasa, Maha Pencipta, Maha Besar, Maha rahim, Maha kasih, dan lain-lain. Bahkan berbagai gelar kemahaan Tuhan itu tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan siapakah Tuhan yang sesungguh-sungguhnya. Sebab Dia adalah Allah yang tidak terbatas sementara kita sebagai manusia ciptaan-Nya adalah tidak tak terbatas yang berarti penuh dengan keterbatasan. Jadi kita tidak akan pernah mungkin bisa dan sanggup untuk menggambarkan dan mendefinisikan Allah hanya sebatas pikiran dan perasaan kita semata karena Dia adalah Allah yang begitu luas dan dalam untuk dimengerti dan dipahami.
Tapi di sisi lain Allah kita adalah Allah yang penuh tanggung jawab terhadap semua ciptaan-Nya, terlebih khusus terhadap kita manusia yang telah diciptakan serupa dan segambar dengan Dia. Atau dengan kata lain kita telah diciptakan menurut citra Allah (peta teladan Allah). Hal itu nyata terlihat sejak awal penciptaan. Dia bukanlah Allah yang mencipta lalu sekonyong-konyong meninggalkan ciptaan-Nya. Tetapi Dia adalah Allah pemelihara. Bahkan Dia memberi mandat kepada Adam dan Hawa untuk menguasai bumi dan menaklukkannya. Menguasai dan menaklukkan di sini bukan berarti sekedar mengeksploitasi semata tetapi juga memelihara keutuhan ciptaan, karena sesungguhnya segala ciptaan Tuhan yang dapat kita nikmati saat ini untuk mencukupi segala kebutuhan hidup kita bukanlah milik kita saat ini semata melainkan merupakan titipan dari anak cucu kita kelak, dimana mereka juga berbagian yang sama untuk dapat menikmati dan memelihara kekayaan alam ini dengan sebaik-baiknya untuk para keturunannya kelak. Begitu seterusnya.
Bahkan bukan hanya itu saja saudara. Ketika manusia Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, demikianpun seluruh keturunannya telah menjadi berdosa, maka Allah tidak serta merta membinasakan manusia-manusia berdosa itu (termasuk kita), tetapi Dia justru menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang panjang sabar dan berlimpah kasih karunia. Dalam perjanjian lama seringkali digambarkan bahwa Allah mengampuni dosa umat-Nya melalui kurban penghapus dosa. Tetapi dalam perjanjian baru karya penyelamatan Allah menjadi sempurna melalui kelahiran Sang Bayi Yesus yang memang diutus Allah untuk melakukan karya penebusan dan penyelamatan terhadap semua umat manusia terutama orang-orang yang percaya kepada-Nya. Supaya barangsiapa percaya maka dia tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Inilah berita yang acap kali kita dengar dalam setiap perayaan natal. Dalam berbagai penggambaran berdasarkan uraian tersebut di atas itulah sesungguhnya sejak awal (khususnya sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa), Allah telah mengambil peran sebagai penanggung beban dan bahkan pemberi kelegaan. Bahkan tidak jarang tatkala Perjanjian Lama menggambarkan tentang Allah dalam perangai-Nya yang keras dan tegas, tetapi sesungguhnya Allah tetap adalah Allah yang Maha kasih. Bahkan Dia tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Karena memang Allah adalah kasih. Barangsiapa tinggal di dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Perihal kasih Allah semakin dipertegas lagi di dalam perjanjian baru, dimana Kristus sendiri mengajarkan mengenai hukum kasih. Dalam hukum kasih itu kita diminta untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita. Kita juga diminta untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Bahkan kita juga diminta untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita. Sungguh tidak ringan. Tapi itulah maunya Tuhan atas kita, terutama bagi kita yang men gaku diri sebagai pengikut-Nya.
Jelas Dia tidak sekonyong-konyong mengajarkan tentang kasih, karena Dia sendiri adalah kasih. Bahkan Dia menyatakan kasih-Nya dengan rela menjadi serupa dengan manusia dan hidup di antara manusia melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Dia tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai hal yang patut dipertahankan. Dia rela lahir di kandang yang hina dan berada di dalam palungan. Dia mengajar dari desa ke desa, pun dari kota ke kota tanpa pandang bulu. Dia memberitakan tentang pertobatan, keselamatan dan Kerajaan Allah kepada semua orang sekalipun ada banyak dari antara mereka yang menolak-Nya. Dia menyembuhkan banyak orang tanpa pandang bulu. Segala tindakan kasih Kristus itu dapat kita lihat kebenaran-Nya di dalam Alkitab, Firman Allah. Bahkan Dia sendiri adalah Firman yang telah menjadi manusia. Dia adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia. Dalam keberadaan-Nya sebagai Allah maka Dia dengan rela menanggalkan segala kehormatan keilahian-Nya untuk turun ke dalam dunia yang fana demi terwujudnya karya penyelamatan Allah atas umat manusia. Dalam keberadaan-Nya sebagai manusia Dia rela untuk taat bahkan taat sampai mati di kayu salib. Dan kini Dia telah menjadi Kristus Victor. Dia adalah Kristus yang menang atas dosa dan maut ketika Dia bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Pun kini Dia telah naik ke Sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pun keberadaan-Nya di Sorga adalah untuk menyediakan tempat bagi kita dalam kekekalan bersama-Nya. Berbagai pemberitaan Alkitab yang sedikit banyak telah diuraikan saat ini tentunya akan dapat memberi gambaran kepada kita bahwa Allah di dalam Kristus adalah pemberi kelegaan. Dia yang telah mengampuni dosa. Bahkan Dia yang telah menebus kita dari dosa dan maut dimana harga kita telah lunas dibayar. Pun Dia yang pasti akan memenuhi janji-Nya untuk menjemput kita kembali dan akan membawa kita ke dalam kebahagiaan kekal bersama-Nya. Masihkah kita ragu untuk percaya dan mempercayakan diri dan hidup kita kepada-Nya? Masihkah kita ragu untuk menyerahkan segala beban hidup yang menindih hidup kita kepada-Nya? Percayalah bahwa Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi. Tak akan pernah dibiarkan-Nya kita bergumul dan berjalan sendiri. Percayalah juga bahwa Dia akan ganti segala duka menjadi suka. Percayalah bahwa habis gelap terbitlah terang. Habis hujan tampaklah pelangi. Karena Tuhan Allah kita bukanlah Allah yang dengan rela hati melihat anak-anak manusia dipijak-pijak. Demikianpun Tuhan Allah kita bukanlah Allah yang dengan rela melihat anak-anak-Nya terus menerus berada dalam letih lesu dan beban berat, sehingga Dia dengan tegas berjanji bahwa barangsiapa datang kepada-Ku, maka Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Berimanlah teguh hanya kepada-Nya, karena Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku, kata Tuhan. Nyatakanlah iman, pengharapan dan kasih kita kepada Kristus semata. Jangan sekali-kali pun berpaling dari hadapan-Nya. Carilah Dia selama Ia berkenan untuk ditemui. Yakinlah bahwa tangan-Nya tidak kurang panjang untuk menolong. Gada-Nya dan tongkat-Nyalah yang akan selalu menghibur kita, karena Dia adalah Gembala Agung kita dan kita adalah umat gembalaan-Nya. Di Hari Natal ini marilah kita sama-sama menyambut Dia bukan lagi sebagai seorang bayi kecil dan mungil, melainkan sebagai Raja di atas segala raja. Raja di dalam hati, pikiran dan hidup kita, sampai Dia sungguh-sungguh datang kembali untuk yang kedua kali sebagai hakim yang adil atas segala ciptaan. Selamat Natal 2015 dan tahun baru 2016. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)