Saudara-saudara,
ketika kita berbicara tentang kiblat maka sudah pasti kita akan mengingat
saudara-saudara kita kaum muslim yang dalam setiap doanya harus mengarahkan
kiblatnya ke arah ka’bah. Bahkan ada saat-saat dimana mereka dipanggil untuk
menuju ke tanah suci Mekah dimana salah satu tujuan yang kerap kali mereka
harapkan adalah agar dapat melihat ka’bah dan bahkan menyentuhnya. Namun
pertanyaannya sekarang adalah apakah hanya mereka yang nyata-nyata punya
kiblat? Bagaimana dengan kita sebagai orang nasrani? Apakah kita tidak punya
kiblat? Alkitab memang menjelaskan kepada kita bahwa akan tiba saatnya bagi
kita untuk tidak lagi menyembah Tuhan di gunung-gunung sebagaimana dikisahkan
dalam konteks Perjanjian Lama. Oleh karena itu kita juga tidak memerlukan tanah
suci dan juga kiblat fisik yang khusus dalam melaksanakan ibadah dan doa kepada
Tuhan. Artinya kita dapat beribadah dengan bebas dimana pun dan kapan pun.
Terlebih karena kita sudah menjadi orang-orang yang ditebus Tuhan sehingga kita
boleh menjadi orang-orang yang dikuduskan Tuhan karena anugerah berdasarkan
karya penyelamatan-Nya atas kita. Namun dengan demikian apakah benar bahwa kita
sungguh-sungguh sudah tidak memerlukan kiblat dan tidak memiliki kiblat sama
sekali? Jawabannya tidak saudara-saudara. Karena dengan karya penebusan Kristus
atas diri kita melalui kelahiran, kematian, kebangkitan sampai dengan
kenaikan-Nya ke Sorga, maka sesungguhnya kita yang dahulu jauh namun yang
sekarang sudah menjadi dekat dengan Tuhan atas inisiatif-Nya yang mau dan rela
mendekatkan diri-Nya dengan kita dan merobohkan tembok pemisah antara Tuhan
yang tidak berdosa dan manusia yang berdosa; kita perlu mengarahkan diri kita
kepada pribadi Tuhan, Firman dan ketetapan-ketetapan-Nya. Itulah yang
sesungguhnya menjadi kiblat iman kita, sehingga kita perlu terus mengarahkan
diri terhadap hal itu. Dan kita pun perlu memiliki kerelaan untuk mau dibentuk
Tuhan menjadi pribadi yang dari hari ke sehari terus menjadi semakin serupa
dengan Kristus. Kita perlu membuka diri, hati, pikiran bahkan keseluruhan hidup
kita untuk terus diarahkan berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Sebagaimana
ikrar iman percaya kita kepada Kristus bahwa kita mau terus dimampukan Tuhan
untuk menjadi hamba kebenaran yang sumbernya terdapat dalam Alkitab, Firman
Tuhan. Oleh karena itu kita harus terus memiliki semangat dan tekad untuk mau
dengar-dengaran akan Firman Tuhan, baik dalam pergaulan pribadi kita dengan
Tuhan maupun dalam persekutuan komunitas orang percaya.
Saudara-saudara,
bagian bacaan kita Mazmur 119:105-112 mengungkapkan tentang sumpah pemazmur
untuk menepati janji pemazmur di hadapan Tuhan untuk senantiasa berpegang
kepada Firman Tuhan dan tidak sedikit pun melupakannya. Karena bagi pemazmur
Firman Tuhan adalah pelita bagi kakinya dan terang bagi jalannya. Sekalipun
pemazmur berada dalam kondisi yang sangat tertindas dan penuh penderitaan pun,
pemazmur tidak akan pernah akan melupakan dan bahkan meninggalkan Tuhan dengan
segala Firman dan ketetapan-Nya. Ia sangat yakin bahwa Firman Tuhan adalah
Firman yang menghidupkan. Bahkan sesungguhnya janji yang terkandung dalam
Firman Tuhan adalah bahwa bagi orang percaya dan yang mau hidup benar sesuai
teladan Kristus maka mereka akan memperoleh jaminan keselamatan dan hidup kekal
bersama dengan Tuhan. Dengan kata lain mereka akan hidup sekalipun mereka sudah
mati. Itulah janji Tuhan yang diyakini pemazmur sebagai janji yang ya dan amin.
Begitu juga dengan kita saat ini. Sebagaimana pengalaman pemazmur bersama
dengan Tuhan, maka kita pun diajak untuk meyakini dengan sepenuh iman akan
kemahakuasaan Tuhan dan seluruh janji Tuhan yang sudah pasti akan ditepati-Nya.
Saudara-saudara, Tuhan sudah menepati janji-Nya yang dinubuatkan oleh para nabi
sejak Perjanjian Lama. Mulai dari kelahiran-Nya ke dalam dunia yang sebentar
akan kita peringati dalam perayaan Natal, kematian dan kebangkitan-Nya yang
menjadi tanda keberhasilan karya penebusan Kristus atas dosa dan maut bagi
seluruh umat manusia dan terutama bagi kita orang-orang percaya, kenaikan-Nya
ke Sorga yang menandakan bahwa Dia telah menang dan Dialah Kristus Victor. Saat
ini dalam penantian kita bersama kita masih akan menantikan kedatangan-Nya yang
kedua kali sebagai hakim yang adil atas seluruh ciptaan. Dan ketika kita
menantikannya dengan iman, maka yakinlah bahwa Tuhan pasti akan memenuhi
janji-Nya itu sebagaimana telah dipersaksikan di dalam Alkitab, Firman Tuhan.
Oleh karena itu marilah kita menantikan penggenapan janji Tuhan yang terakhir
ini dengan penuh iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan. Dengan waktu dan
kesempatan yang masih Tuhan berikan kepada kita untuk menjalani hidup di dunia
ini, marilah kita senantiasa mempersembahkan hidup kita dan keseluruhan diri
kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah karena itu
adalah ibadah kita yang sejati. Dalam hidup yang masih Tuhan anugerahkan kepada
kita sampai dengan saat ini marilah kita mempermuliakan Dia dengan terus
menyediakan diri kita untuk mau terus dipakai oleh-Nya menjadi perpanjangan
tangan, mulut dan kasih-Nya kepada sesama kita yang membutuhkan. Terutama juga
untuk menjadi kesaksian bagi mereka yang belum percaya. Itulah bagian kita yang
Tuhan ingin agar kita lakukan di dalam hidup kita. Dan yakinlah bahwa Tuhan
akan melakukan bagian Tuhan atas kita. Termasuk memenuhi seluruh penggenapan
janji-Nya sampai akhir. Kiranya Tuhan senantiasa memimpin dan memampukan kita
untuk kita dapat terus mengarahkan pandangan kita dan keseluruhan hidup kita
kepada Tuhan dan kepada perkara-perkara yang di atas dan bukan yang di bumi.
Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.