Saudara-saudara kekasih Kristus, bagi saudara yang
suka nonton sinetron atau nonton di youtube, maka kita pasti tahu ada satu lagu
yang sedang buming saat ini yaitu sakitnya tuh di sini. Ada begitu banyak orang
suka mendengarkan lagu itu dan bahkan mensubscribe tayangan video Youtube
tersebut. Yah, oke lah kalau memang mau dibilang bahwa dari segi musikalitasnya
bagi sebagian orang sangat bagus dan enak untuk dinikmati. Terutama bagi para
penikmat genre musik dangdut. It’s oke. Just for fun. Tapi menurut saya
keberadaan lagu ini sesungguhnya menggambarkan kondisi dan keberadaan nyata
manusia yang kesemuanya pasti punya hati. Oleh karena itu tiap-tiap manusia
punya kemungkinan untuk bisa merasakan dan mengalami sakit hati.
Hal yang sama
dialami juga oleh saudara-saudara Yusuf dalam bagian bacaan kita saudara. Kita
tahu berdasarkan kesaksian Alkitab bahwa Yusuf yang adalah anak kesayangan
Yakub yang kemudian diganti namanya oleh Tuhan menjadi Israel (lihat Kejadian
32:22-32). Terutama di ayat yang ke-28. Di situlah kita dapat menemukan arti
kata Israel yaitu engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia; dan engkau
menang. Arti nama Israel yang dikenakan Allah pada diri Yakub ini berbeda
sekali dengan arti nama Yakub itu sendiri yang berarti seorang penipu
(bdk.Kejadian 27:36).
Saudara-saudara,
kembali kepada kisah Yusuf. Bagian bacaan kita mengungkapkan bahwa kala itu Yusuf
bermimpi dan ia menceritakan semua mimpinya itu kepada saudara-saudaranya.
Mimpi yang pertama yang ia ceritakan adalah mimpi tentang berkas Yusuf yang
tegak berdiri sementara berkas-berkas saudaranya sujud menyembah kepadanya. Dan
mimpi yang kedua yang juga ia ceritakan kepada saudara-saudaranya adalah
tentang matahari, bulan dan sebelas bintang yang sujud menyembah kepadanya.
Mendengar kedua cerita itu maka muncullah rasa iri di dalam hati
saudara-saudara Yusuf terhadap Yusuf. Dan singkat cerita saudara-saudaranya
meluapkan kebencian dan rasa iri hati mereka terhadap Yusuf dalam sebuah niatan
untuk mencelakai dan membunuh Yusuf. Kita tahu latar belakang dari kelanjutan
cerita ini adalah ketika Yusuf disuruh oleh ayahnya Israel untuk pergi bersama
saudara-saudaranya ke hutan untuk berburu. Di sanalah saudara-saudara Yusuf
bersiasat untuk mencelakai dan membunuh Yusuf. Namun Ruben, salah satu saudara
Yusuf yang saat itu berhasrat untuk melepaskan Yusuf dari tangan
saudara-saudaranya yang lain akhirnya mengatakan agar Yusuf jangan dibunuh.
Singkat cerita Yusuf yang saat itu sudah sempat dimasukkan ke dalam sumur oleh
saudara-saudaranya akhirnya diangkat dari dalam sumur dan akhirnya dijual
kepada orang-orang Midian yang lewat di situ. Orang-orang Midian itu pun pada
akhirnya menjual Yusuf kepada Potifar, seorang pengawal istana Firaun, kepala
pengawal raja di Mesir. Tentu kita yang sudah seringkali mendengar akan kisah
ini pasti tahu bagaimana kelanjutan hidup Yusuf setelah itu. Dalam kisah
selanjutnya ada kisah dimana Yusuf menjadi orang kepercayaan Potifar di
rumahnya. Ada juga kisah tentang Yusuf yang difitnah oleh istri Potifar dan
Yusuf di dalam penjara.
Namun Tuhan tidak
pernah meninggalkan Yusuf dalam segala keadaan hidupnya karena Tuhan tahu bahwa
Yusuf adalah orang yang setia kepada Tuhan. Bahkan segala penderitaan yang
Yusuf alami dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan kasih dan penyertaan Tuhan
atas diri Yusuf, dimana kasih dan penyertaan Tuhan itu sangat luar biasa,
Kenyataan hidup Yusuf hendak menyatakan maksud Tuhan bahwa manusia bisa
merancangkan segala sesuatu yang jahat tetapi Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, terutama bagi mereka yang percaya
kepada-Nya. Demikian juga dengan Yusuf. Ia sudah dapat membuktikan kesetiaan
imannya kepada Tuhan dalam segala keadaan hidupnya. Tidak pernah sedetik pun ia
meninggalkan Tuhan dan berpaling dari Tuhan. Ia selalu mengandalkan Tuhan dalam
hidupnya, baik dalam suka maupun duka. Oleh karena itu tidak heran kalau Allah
begitu mengasihi dia dan senantiasa menyertainya. Kenyataan ini mungkin berbeda
dengan kebanyakan orang dunia khususnya di zaman sekarang ini, dimana orang
baru akan ingat Tuhan dalam keadaan susah semata. Sementara dalam keadaan
senang dan sukses kebanyakan orang melupakan Tuhan dan hanya berupaya
menonjolkan dirinya semata. Tentu tidak demikian dengan setiap kita yang
mendengarkan Firman Tuhan ini saat ini.
Saudara-saudara,
Yusuf dalam pengandalan dirinya kepada Tuhan telah diberikan oleh Tuhan hikmat
dan kemampuan untuk melakukan hal-hal besar dan ajaib. Salah satunya ketika
Yusuf dimampukan Tuhan untuk menafsirkan mimpi Firaun akan adanya kekeringan di
Mesir. Dan pada akhirnya Yusuf pun diangkat menjadi penguasa di Mesir.
Tentu semua bukan
karena kuat dan gagah Yusuf sendiri, melainkan semua karena pemberian dan
rencana Allah atas dirinya. Karena rencana Allah terutama atas orang-orang
percaya senantiasa membawa kepada hidup. Berbeda halnya dengan akibat dosa yang
senantiasa berujung kepada maut. Demikian pun Yusuf dipakai Tuhan untuk menjadi
alat Tuhan atas Bangsa Mesir dan sekitarnya, terutama ketika mereka harus
menghadapi masa-masa kekeringan dan kelaparan.
Saudara-saudara,
kenyataan hidup Yusuf telah mempersaksikan di hadapan kita sekalian bahwa Tuhan
bisa memakai siapa pun dan peristiwa hidup apapun di dalam segenap kehidupan
kita untuk menyatakan kemuliaan, kebesaran dan maksud tujuan Tuhan atas kita
pribadi dan kita sekalian. Terlebih ketika di dalam kisah Yusuf kita dapat
mengamati bahwa Yusuf tidak balik membenci saudara-saudaranya tetapi ia tetap
mengasihi mereka. Bahkan ia sadar benar bahwa apa yang ia alami merupakan
bagian dari rencana Tuhan yang memang telah mempersiapkan dirinya untuk dipakai
menjadi alat Tuhan ketika Bangsa Mesir dan sekitarnya harus menghadapi
kekeringan dan kelaparan.
Saudara-saudara,
kelembutan hati Yusuf yang penuh kasih terhadap saudara-saudaranya yang telah
berlaku jahat terhadapnya seyogyanya juga menjadi bagian dari teladan atas
sikap hidup kita terhadap sesama kita dan bahkan kepada musuh kita sekalipun.
Alkitab berkata kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dan
kasihilah musuhmu serta berdoalah bagi mereka. Kasih itulah yang merupakan ciri
utama iman Kristen saudara. Bahkan di antara iman, pengharapan dan kasih maka
kasih mengandung keutamaan nilai dari antara ketiganya. Bahkan dikatakan dalam
1 Korintus 13:1 bahwa sekalipun aku dapat berkata-kata dalam semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Saudara-saudara,
bukankah kasih adalah buah Roh yang pertama selain sukacita, damai sejahtera
dan seterusnya? Bukankah Allah adalah kasih, dimana barangsiapa tinggal di
dalam kasih ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia? Firman Tuhan
senantiasa menyatakan agar kita saling mengasihi seorang terhadap yang lain.
Tetapi kebanyakan orang di dunia ini lebih memilih untuk mengikuti keinginan
daging mereka yang sudah jelas berlawanan dengan keinginan Roh. Kebanyakan
orang di dunia ini lebih memilih untuk memelihara dan bahkan membudayakan
geram, iri hati dan dengki seorang terhadap yang lain. Kebanyakan orang di
dunia ini lebih memilih untuk mengikuti prinsip homo homini lupus ketimbang saling
mengasihi dan mengampuni.
Kalau kita melihat
keberadaan bangsa kita di era reformasi yang nota bene hendak mengarahkan
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan penuh dengan damai sejahtera, namun
kenyataan yang terjadi sekarang justru berbanding terbalik. Ada begitu banyak
kekisruhan dan perpecahan yang bisa kita rasakan terjadi di sekitar kita. Sebut
saja pada saat pilpres 2014 lalu terjadi perpecahan antara kubu Prabowo
Subianto dengan kubu Presiden Jokowi saat ini. Meskipun demikian kita patut
berbangga karena kini keduanya bisa menunjukkan sikap kenegarawanannya
masing-masing dan berkomitmen untuk saling dukung satu sama lain. Bahkan Bpk
Prabowo Subianto dengan tegas mengatakan bahwa dirinya akan mendukung
pemerintahan Jokowi-JK yang telah terpilih secara sah. Tidak berhenti sampai di
situ, kita juga diperhadapkan dengan perpecahan antara koalisi merah putih
dengan koalisi Indonesia hebat di DPR. Namun bersyukur juga karena proses
pendamaian dan penyatuan antara keduanya bisa berjalan dengan baik hingga
sekarang. Mari kita terus doakan agar para legislator itu dapat benar-benar
bekerja untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk kepentingan golongan. Dari
kancah partai politik kita diperhadapkan juga dengan perpecahan yang sempat
terjadi di tubuh PPP yang kini telah islah dan berdamai. Pun kini Partai Golkar
mengalami perpecahan serupa yang masih diupayakan proses pendamaiannya antara
pihak-pihak yang berseteru. Mari kita doakan agar pendamaian dan penyatuan
kembali pihak-pihak yang bertikai itu dapat terwujud dengan baik sehingga
kedamaian, persatuan dan kesatuan dapat dirasakan secara holistik oleh seluruh
komponen bangsa.
Saudara-saudara,
kalau kita mau mengamati dengan jeli apa sebenarnya faktor yang menyebabkan
perpecahan demi perpecahan bisa terjadi, maka jawabannya adalah karena adanya
rasa iri dan dengki satu terhadap yang lain. Ada juga rasa ingin menjadi yang
superior satu terhadap yang lain.
Saudara-saudara,
hal itu tentu tidak akan terjadi ketika kita mau memelihara etos hidup seturut
kebenaran Firman Tuhan, yaitu etos hidup yang berlandaskan kasih. Sebagaimana
Yusuf yang tidak menaruh dendam terhadap saudara-saudaranya yang telah berbuat
jahat kepadanya, maka kita pun diajak untuk mempraktekkan kasih itu bukan hanya
kepada sesama yang juga mengasihi kita melainkan juga kepada musuh kita. Kita
diminta untuk mengasihi dan mendoakan mereka. Bahkan kita diminta untuk tidak
membalas perlakuan orang-orang yang telah berbuat jahat kepada kita karena
pembalasan adalah hak Tuhan. Firman Tuhan dengan jelas berkata: Jika pipi
kirimu ditampar maka berikanlah juga pipi kananmu. Mudah untuk dikatakan tetapi
sulit untuk dilakukan. Untuk itu kita perlu meminta pimpinan dan kemampuan yang
daripada Tuhan. Marilah kita menjauhkan diri dari sikap iri dan dengki yang
dapat memadamkan cinta. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.