Saudara-saudara,
sungguh merupakan sebuah kebahagiaan besar bahwa kita sudah boleh melalui
dengan indah masa peringatan kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga dan kini
kita boleh berada di masa-masa peringatan turunnya Roh Kudus atau yang biasa
kita kenal dengan istilah Pentakosta. Sebuah masa dimana Roh Kudus dicurahkan
ke dalam diri para murid Yesus sebagai bukti penggenapan janji Yesus Kristus
bahwa Dia akan menyediakan penolong yang lain yaitu Roh Kudus yang merupakan
pribadi ketiga dari Allah Tritunggal dan yang adalah Allah sendiri. Dengan
demikian nyatalah bahwa penyertaan Allah tak pernah berkesudahan.
Saudara-saudara bisa perhatikan pernyataan ini: “Penyertaan Allah tidak pernah
berkesudahan.” Dalam konteks pencurahan Roh Kudus maka penyertaan Allah
dinyatakan melalui karya dan kekuatan Roh Kudus di dalam hidup para murid
bahkan di dalam hidup setiap kita sampai dengan saat ini. Kemudian akan muncul
pertanyaan paling mendasar. Kenapa kita memerlukan penyertaan dan bahkan
kekuatan Roh Kudus di dalam hidup kita? Apakah kita sebagai manusia adalah
sosok yang begitu lemah sehingga kita membutuhkan Roh Kudus yang tidak lain
adalah pribadi Allah sendiri yang menyertai dan terus akan menguatkan dan
meneguhkan kita? Injil Matius 26:41 dengan tegas mengungkapkan kebenaran fakta
tentang manusia, yaitu bahwa Roh memang penurut tetapi daging lemah. Yang
menjadi pertanyaan di sini adalah Roh siapa yang dikatakan penurut itu? Kalau
kita berbicara mengenai daging yang lemah, maka kita bisa dengan cepat
mengetahui bahwa daging yang dimaksud adalah kemanusiawian kita. Dosa telah
membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah. Dosa telah membuat hubungan antara
manusia dengan Allah menjadi terputus. Kehilangan kemuliaan Allah yang dialami
oleh manusia telah membuat gambar dan keberadaan diri manusia berubah seketika.
Dari oknum yang dipercaya penuh oleh Allah bahwa manusia akan dapat memenuhi
seluruh mandat Allah kepadanya menjadi oknum yang tidak seratus persen bisa
dipercaya. Dengan kata lain ada kecenderungan untuk tidak bisa dipercaya.
Dengan demikian manusia tidak selamanya bisa dipercaya untuk berada di jalur
atau koridor yang baik dan benar. Manusia bisa salah jalan. Manusia bisa salah
langkah. Dan gambaran yang paling jelas di dalam Alkitab yang menunjukkan
saat-saat dimana manusia salah dalam memilih jalan dan langkah dengan kehendak
bebasnya adalah ketika Adam dan Hawa lebih memilih untuk melakukan pembiaran
ketika dirinya diperdaya iblis untuk memakan buah pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat yang sesungguhnya Allah melarang mereka untuk memakannya
ketimbang mematuhi dan menaati mandat Allah. Dosa menjadikan manusia menjadi
cemar dan lemah karena manusia sudah kehilangan kemuliaan Allah. Bahkan manusia
memiliki kecenderungan untuk acap kali dikuasai hawa nafsu yang tidak jarang
berujung pada nafsu jahat. Kehilangan kemuliaan Allah dan putusnya hubungan
antara manusia dengan Allah menjadikan manusia memiliki kecenderungan
memberontak dan melepaskan diri dari kontrol Allah dan dengan demikian manusia
lebih cenderung untuk mengandalkan kekuatannya sendiri tanpa mau menghiraukan
bahwa dirinya yang sesungguhnya lemah itu membutuhkan kekuatan Allah yang Maha
Kuat. Dengan demikian nyatalah bagi kita bahwa Roh yang penurut yang
dimaksudkan di dalam Alkitab menunjuk kepada Roh Kudus yang ditinggalkan Allah
bagi kita. Yang bersemayam di dalam hati dan pikiran kita. Persoalannya bagi
kita adalah kita seringkali melupakan bahwa ada peran Roh Kudus dalam segenap
kehidupan kita. Ada peran Roh Kudus dalam segenap langkah hidup kita. Dan oleh
karena itu kita perlu mengakui segenap kelemahan kita di hadapan Tuhan. Dan
kita perlu memohon curahan Roh Kudus yang akan senantiasa menuntun, menguatkan
dan meneguhkan langkah hidup kita. Karena di dalam hidup ini tidak selalu hanya
akan ada matahari tanpa ada hujan dan badai. Tapi dengan kekuatan Roh Kudus
kita dimampukan Tuhan untuk melewati berbagai badai kehidupan yang ada di dalam
hidup kita. Kuncinya adalah kita perlu terus beriman dan berpengharapan kepada
Tuhan, karena Alkitab berkata dengan iman sebesar biji sesawi pun kita dapat
memindahkan gunung. Gunung yang dimaksud adalah gunung persoalan kehidupan
kita, gunung kegundahan, gunung ketidakdamaian dan ketidaksejahteraan. Dengan
kata lain masalah dan pergumulan boleh datang silih berganti. Tetapi kita boleh
beroleh kepastian bahwa di dalam Tuhan kita cakap menanggung segala perkara.
Mengungkapkan akan
hal ini begitu mudah saudara-saudara. Tapi dalam pelaksanaannya tidak semudah
itu. Sebagai manusia, apalagi yang hidup di kota besar seperti Jakarta dan
sekitarnya kita acap kali terjebak dengan mobilitas kehidupan kita. Hal itu
membuat kita acap kali tidak punya waktu dan tidak terbiasa untuk berpikir dan
berdiam diri. Bertanya pada Tuhan dan meminta pimpinan Roh Kudus tentang
berbagai hal yang akan kita lakukan. Dan bertanya pada Tuhan akan perkenana n
Tuhan atas apa yang hendak kita lakukan. Tidak jarang kekurangan waktu dan
ketidakterbiasaan kita untuk merenung dan berdiam diri di hadapan Tuhan itu
menjadikan kita salah jalan, salah langkah dan salah persepsi. Tidak jarang
kesalahan yang kita lakukan mendukakan hati sesama kita bahkan lebih jauh lagi
mendukakan hati Tuhan. Ketika kita sungguh-sungguh menyadari bahwa peran Roh
Kudus adalah menginsafkan orang akan dosa dan Firman Tuhan sebagaimana tercatat
juga di dalam surat 1 Tesalonika 1:5, maka sudah barang tentu kita akan berkata
bahwa kita perlu peran Roh Kudus di dalam hidup kita. Kita perlu kekuatan Roh
Kudus yang akan terus menguatkan dan meneguhkan langkah hidup kita, terutama
ketika kita menjadi lemah di dalam kemanusiawian kita. Kita sepatutnya
senantiasa bersyukur bahwa Tuhan menempatkan Roh Kudus-Nya di dalam hati kita.
Dia berperan melalui suara hati kita senantiasa. Suara hati yang senantiasa
menegur dan mengarahkan kita kepada kebenaran. Oleh karena itu kita perlu terus
mengasah suara hati kita agar tidak menjadi tumpul. Kita perlu terus bertekun
dalam doa dan kebenaran Firman Tuhan, baik dalam perenungan dan permenungan
kita secara pribadi maupun dalam persekutuan orang percaya. Kiranya Tuhan
senantiasa menguatkan dan meneguhkan langkah hidup kita melalui Roh Kudus-Nya
yang akan senantiasa menolong kita. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar