Saudara-saudara,
saya sangat percaya bahwa sebagai orang percaya kita sungguh-sungguh hidup
dalam percaya bahwa semua hari yang dijadikan Tuhan adalah baik adanya. Namun
bagi saya pribadi ada sebuah keistimewaan di minggu pagi hari ini, karena hari
minggu ini adalah hari minggu paskah terakhir, dimana setelah ini kita akan
sama-sama memasuki masa peringatan kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga. Dan
di minggu pagi hari yang istimewa ini dengan landasan bacaan Alkitab dari Amos
5:4-6 saya mengajak saudara-saudara merenungkan sebuah tema, yaitu: Menjadi
Orang-Orang Yang Mencari Tuhan Sang Sumber Hidup. Kalau kita merenungkan secara
seksama tema ini saudara-saudara, sangat mungkin akan muncul pertanyaan dalam
benak kita: apa sebenarnya yang dimaksud dengan menjadi orang-orang yang
mencari Tuhan? Bukankah Alkitab berkata: “Bukan kamu yang memilih Aku melainkan
Akulah yang memilih kamu.” Dengan pernyataan Yesus Kristus ini bukankah sudah
jelas bahwa inisiatifnya bukan datang dari manusia melainkan dari Tuhan
sendiri? Dengan kata lain bukankah Tuhan datang ke tengah dunia ini untuk
mencari kita orang-orang yang berdosa untuk diselamatkan? Tetapi kenapa tema
ini justru menunjukkan sebuah kontradiktif? Kalau sekali lagi kita boleh
bertanya dan mempertegas pertanyaan kita, maka pertanyaan itu akan terlontar
lagi dari mulut kita: apa sesungguhnya yang dimaksud dengan menjadi orang-orang
yang mencari Tuhan Sang Sumber Hidup? Dan kenapa kita harus mencari Dia setelah
Dia lebih dulu mencari dan menemukan kita? Dan bahkan Dia yang telah memilih
dan menetapkan kita menjadi anak-anak-Nya dan menjadi bagian dari warga
Kerajaan Allah.
Saudara-saudara,
memang benar bahwa ketika kita masih berdosa dan dengan demikian kita masih
menjadi seteru Allah, maka inisiatif pendamaian itu datang dari Allah, sehingga
Dia mengutus Anak-Nya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus yang adalah seratus
persen Allah dan seratus persen manusia itu untuk menjalankan misi penyelamatan
Allah atas umat manusia dan terutama atas orang-orang percaya. Saudara-saudara
bisa perhatikan di sini bahwa misi penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
memiliki dua nilai. Yang pertama adalah nilai universalitas, dimana Allah ingin
menunjukkan kasih-Nya kepada seluruh umat manusia ciptaan-Nya tanpa terkecuali.
Sebagaimana juga dinyatakan di dalam kesaksian Injil Yohanes 3:16 dimana di
sana dikatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...”
Saudara-saudara bisa perhatikan penekanan nilai universalitas kasih Allah dalam
ungkapan “akan dunia ini.” Tapi ternyata poinnya tidak berhenti sampai di situ.
Allah juga menghendaki agar orang-orang yang telah ditebus dan diselamatkan itu
menjadi percaya kepada-Nya dan menjadikan Dia Tuhan atas mereka secara pribadi
maupun sebagai komunitas orang percaya. Sehingga menjadi percaya memiliki nilai
impartansi yang sangat tinggi. Karena mereka yang menjadi percaya kepada-Nya
tidak akan binasa melainkan akan beroleh hidup yang kekal.
Yang menjadi
persoalan dan pertanyaan kemudian adalah apakah dengan menjadi percaya kemudian
sudah cukup bagi kita untuk memperoleh jaminan keselamatan dan hidup kekal?
Memang Alkitab berkata bahwa kita diselamatkan karena iman. Dalam pemaparan
yang lebih detail lagi kata iman mau menunjukkan tentang percaya, Dengan kata
lain kita diselamatkan karena iman percaya kita kepada Tuhan. Tetapi
saudara-saudara, ada satu hal yang perlu kita sadari bersama, bahwa beriman
bukan hanya sebuah tindakan statis melainkan juga dinamis. Yang dimaksudkan di
sini adalah kita harus berproses di dalam kehidupan keberimanan kita. Kita
harus berproses bersama dengan Tuhan dan di dalam Tuhan dalam menjalani
kehidupan keberimanan kita yang tentunya juga terwujud nyata di dalam kehidupan
keseharian kita sebagai orang-orang yang beriman kepada Tuhan di tengah
keberadaan dunia dan sekitar kita. Ada hal yang harus kita lakukan. Ada hal
yang harus kita perbuat untuk menunjukkan identitas keberimanan kita sehingga
iman kita bukan menjadi iman yang mati melainkan menjadi iman yang hidup. Dan
untuk menjaga agar iman kita tetap hidup, dimana dengan iman percaya kita maka
kita dapat terus menjadi saksi Tuhan di tengah dunia, maka kita perlu terus
mencari Tuhan. Mencari Tuhan di sini artinya adalah mencari kehendak-Nya atas
hidup kita dan juga peran kita di tengah sesama kita. Bertekun di dalam
Firman-Nya dan juga di dalam doa sebagai nafas hidup orang percaya. Melalui
ketekunan kita di dalam doa dan Firman-Nya itulah kita jadi sungguh-sungguh
tahu apa yang sesungguhnya Tuhan kehendaki untuk kita lakukan di dalam hidup
kita. Baik itu yang menyangkut dengan diri kita pribadi, keluarga kita, teman
dan sahabat kita maupun sesama kita siapapun itu yang kita jumpai di dalam
hidup ini. Melalui ketekunan kita dalam mencari Tuhan itulah kita dapat menjadi
orang-orang yang sungguh-sungguh dimampukan Tuhan untuk menjalani kehidupan
kita sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Melalui ketekunan kita mencari Tuhan
itulah kita sungguh-sungguh diteguhkan Tuhan untuk dapat bersyukur di dalam
segala keadaan hidup kita dan melihat penyertaan Tuhan nyata di dalam segala
situasi kehidupan kita. Melalui ketekunan kita mencari Tuhan itulah maka Tuhan
sendiri yang akan memampukan kita untuk dapat melihat nyatalah Imanuel, Tuhan
beserta kita. Sekalipun Dia telah naik ke Sorga dan duduk di sebelah kanan
Allah Bapa, namun penyertaan-Nya tetap sempurna senantiasa di dalam kehidupan
kita. Dia yang berjanji bahwa Aku akan menyertai kamu sampai selama-lamanya.
Melalui ketekunan kita mencari Tuhan maka kita sungguh-sungguh dimampukan untuk
bukan hanya percaya melainkan juga merasakan dan mengalami seluruh penggenapan
janji dan kasih karunia Tuhan atas hidup kita. Dengan demikian kita pun dapat
bersaksi dan berbagi kepada sesama kita, terutama bagi mereka yang belum
percaya kepada-Nya. Selamat menjadi para pencari Tuhan di dalam sepanjang
kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Selamat menjadi orang-orang
yang mau diajar untuk mengajar. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar