CATATANKU ERICKTJONG
CATATANKU ERICKTJONG adalah blog yang berisi tentang catatan reflektif spiritual dan catatan-catatan kritis mengenai berbagai-bagai pokok persoalan.
Sabtu, 31 Maret 2018
MENJADI GEREJA YANG DIPENUHI ROH KUDUS
Momentum natal berdasarkan kalender gerejawi telah berlalu. Maka sekarang paskah pun datanglah. Dan di momentum paskah ini kiranya kita dapat benar-benar memaknai dan mengalami akan kebangkitan Kristus. Pun karena kebangkitan Kristus harus disertai juga dengan kebangkitan kita. Salah satu bukti dari kebangkitan kita adalah pada saat kita menjadi gereja yang dipenuhi Roh Kudus. Apa dan bagaimana menjadi gereja yang dipenuhi Roh Kudus? Kita akan membahasnya dalam artikel kali ini.
DIPENUHI ROH KUDUS: APA DAN BAGAIMANA?
Apa yang sesungguhnya kita pahami dengan ungkapan dipenuhi Roh Kudus? Apakah dipenuhi Roh Kudus senantiasa ditandai dengan kemampuan berbahasa Roh dan atau berbahasa lidah? Maka jawabnya tidak.Karena bahasa Roh dan atau bahasa lidah menurut Alkitab niscaya menjadi tanda dan bukti, khususnya bagi mereka yang belum percaya (1 Korintus 14:22). Berbeda halnya dengan karunia untuk bernubuat yang menjadi tanda untuk orang yang beriman. Jadi dengan demikian kemampuan berbahasa Roh dan atau berbahasa lidah bukanlah satu-satunya tolak ukur dari pengertian dan pemahaman kita tentang dipenuhi Roh Kudus. Terlebih karena kita sadari bersama juga bahwa berbahasa Roh dan atau berbahasa lidah adalah merupakan karunia yang tidak bisa dipelajari. Jadi dengan demikian apa dan bagaimana tolak ukur yang sesungguhnya tentang dipenuhi Roh Kudus menurut Alkitab?
Alkitab berkata bahwa Yesus menjanjikan penghibur (lihat Yohanes 14:15-31). Secara spesifik dalam ayat yang ke-16 dan ke-17 diungkapkan: “Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak menerima Dia sebab dunia tidak melihat Dia dan dunia tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Jadi jelas bahwa setiap orang percaya akan menerima Roh Kudus dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Terlebih bagi kita yang telah memberi diri dibaptis, karena dengan demikian kita telah dimeteraikan, dimana kita ada dalam satu baptisan, satu iman dan satu Tuhan. Oleh karena itu kita pun tidak bisa meremehkan makna baptisan air yang kerap kali dilaksanakan oleh gereja selain juga adanya baptisan Roh. Karena Yesus Kristus sendiri pun dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan sebagai tanda bahwa Ia mengawali karya-Nya di tengah dunia. Dan segera setelah Yesus keluar dari air waktu itu, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari Sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Kita dapat melihatnya di Injil Matius pasal ke-3 ayatnya yang ke-16 dan ke-17. Bandingkan juga Kisah Para Rasul 8:16-17. Dalam ayat tersebut diungkapkan: “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun diantara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya (Petrus dan Yohanes) menumpangkan tangan ke atas mereka (orang-orang Samaria itu), lalu mereka menerima Roh Kudus.” Jadi jelas bahwa baptisan air dan baptisan Roh memiliki nilai yang sama pentingnya bagi kita sebagai gereja. Dan keduanya berlangsung secara konsisten dan sinambung. Jadi baptisan adalah satu syarat untuk menerima Roh Kudus-Nya.
Dan untuk setiap kita yang telah menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kita, maka kita akan menjadi saksi-Nya dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Bandingkan juga Kisah Para Rasul 2:1-13. Dalam ayat ini diungkapkan bagaimana para rasul berbicara dengan bahasa-bahasa yang dapat dimengerti oleh orang-orang yang mendengarnya (bahasa mereka sendiri). Diantaranya ada bahasa orang Partia, Media, Elam, Penduduk Mesopotamia dan sebagainya. Itu semua dapat terjadi karena turunnya lidah-lidah api yang menghinggapi para rasul itu, sehingga mereka yang tadinya takut dan bersembunyi pasca penyaliban dan kematian Yesus Kristus, kemudian menjadi orang-orang yang berani keluar dari persembunyian untuk memberitakan serta mempersaksikan Kristus yang bangkit dan terangkat ke Sorga. Peristiwa itulah yang kita kenal dengan peristiwa Pentakosta. Dan memang Roh yang kita terima dari Tuhan itu tidak sama dengan Roh yang diberikan oleh dunia ini. Roh Kudus adalah Roh damai sejahtera. Sebagaimana janji Tuhan Yesus sendiri: “Damai sejahtera-Ku Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu…” Ya saudara! Roh Kudus adalah Roh damai sejahtera.
Jadi dengan demikian, gereja yang dipenuhi Roh Kudus dicirikan melalui baptisannya, kuasa dan kebenarannya, karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, keberaniannya untuk menjadi saksi Kristus, dan juga damai sejahtera yang nampak dalam kehidupan gereja itu sendiri.
Menutup artikel ini, patutlah kita bertanya dan berefleksi ke dalam diri kita sendiri sebagai gereja: apakah kita sudah menjadi gereja yang dipenuhi Roh Kudus? Jika ya, mari kita teruskan perjuangan kita di dalam Kristus dan bersama Kristus. Jika belum, marilah kita upayakan lebih dan lebih lagi perjuangan kita di dalam Kristus sehingga kita dapat benar-benar mengalami menjadi gereja yang dipenuhi Roh Kudus. Selamat paskah untuk kita sekalian. Tuhan memberkati. Amin.
Jumat, 30 Maret 2018
TATKALA IA BERKATA SUDAH SELESAI (Yohanes 19:28-30).
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, berdasarkan bagian bacaan kita saat ini saya mengajak kita sekalian untuk merenungkan sebuah tema yaitu: Tatkala Ia berkata sudah selesai.
Saudara-saudara, ketika saya merenungkan tema ini saya teringat ketika saya sekolah dulu. Terutama ketika ulangan berlangsung. Acap kali ketika waktu habis guru akan berkata: “Selesai/tidak selesai kumpulkan.” Berbeda halnya dengan Yesus Kristus Sang Mesias. Ketika Ia berkata sudah selesai maka memang tugas-Nya untuk berada di tengah umat manusia, dan juga untuk menebus dosa manusia sampai mati di atas kayu salib benar-benar sudah selesai. Dan waktunya telah tiba bagi-Nya untuk menyerahkan nyawa-Nya dan masuk ke dalam dunia orang mati. Namun di dalam dunia orang mati pun Alkitab katakan bahwa Yesus tidak tinggal diam. Ia juga memberitakan berita keselamatan di sana bagi roh-roh yang ada dalam penjara. Yaitu mereka yang pada zaman Nuh tidak taat kepada Allah (lihat 1 Petrus 3:19-20; bdk juga 1 Petrus 4:6). Sehingga tidak salah kalau dikatakan bahwa keselamatan adalah untuk semua orang terutama orang percaya. Dengan demikian bagi setiap kita yang percaya kepada-Nya pasca kebangkitan-Nya tidak perlu lagi turun ke dalam dunia orang mati, melainkan kita akan menerima anugerah dari janji keselamatan Allah di dalam Kristus, yaitu berupa keselamatan dan hidup kekal (lihat Yohanes 3:16). Sehingga dimana Dia berada, kita pun akan ada di sana. Sorga dijanjikan-Nya bagi setiap kita yang percaya dan setia kepada-Nya. Sehingga tidak salah kalau Tuhan mau kita setia kepada-Nya sampai akhir hidup kita. Baiklah kita setia dalam iman, pengharapan dan kasih kita kepada-Nya, karena kita diselamatkan oleh karena iman. Pun kita tetap setia juga di dalam hidup, pelayanan dan ibadah kita kepada-Nya senantiasa karena itu yang Tuhan mau untuk kita lakukan.
Mari senantiasa kita belajar untuk setia. Sampai Ia sendiri berkata bahwa waktu kita sudah selesai. Dan kita sudah mencapai garis akhir serta telah memenangkan pertandingan yang baik. Selamat Jumat Agung. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Minggu, 04 Maret 2018
SEBAB ALLAH MENYERTAI KAMI (Yesaya 8:9-10)
Saudara-saudara, saya pernah membuat sebuah foto editan bersama Presiden Jokowi. Lokasinya saya ambil ketika saya sedang berfoto di sebuah restoran di Jakarta. Lalu saya coba membayangkan saudara. Kalau benar saat itu saya real sedang berada bersama Presiden Jokowi di restoran tersebut, maka pasti semua mata memandang ke arah kami. Dan paling tidak saya akan merasa menjadi orang yang superior saat itu karena saya berada bersama orang nomor satu di negeri ini. Dan saya juga akan merasa menjadi orang yang paling aman saat itu dengan pengawalan paspampres yang ada. Walaupun memang tidak bisa kita pungkiri bahwa kemalangan dan kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tapi paling tidak ketika saya sedang berada bersama dengan beliau maka perasaan itulah yang saya alami. Dan mungkin kita juga yang berada di tempat ini ketika mengalami hal yang sama. Itu bisa terjadi karena apa saudara? Karena kita sadar benar bahwa kita sedang berada bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Terlebih sebagai orang percaya kita bisa sadar benar “Sebab Allah Menyertai Kami.” Itulah tema kita saat ini saudara berdasarkan pada bagian bacaan kita yang terambil dari Yesaya 8:9-10. Ya saudara. Pertanyaannya siapakah kami yang dimaksud di sini? Kami yang dimaksud di sini adalah setiap kita yang percaya kepada-Nya. Percaya bukan sekedar percaya. Percaya juga berarti kita mau mempercayakan diri dan hidup kita sepenuhnya ke dalam tangan-Nya. Sehinga dengan sepenuh iman kita bisa berkata:Ku di tangan-Mu, ku di hati-Mu. Di pikiran-Mu, di rencana-Mu. Tak pernah ku sendirii dan tak pernah ku ditinggalkan. Ya saudara. Orang-orang seperti inilah yang dikatakan sebagai orang-orang yang percaya sepenuh kepada Tuhan. Tidak suam-suam kuku. Dan kepada orang-orang seperti inilah Allah menyatakan penyertaan-Nya yang sempurna. Demikian pun tentunya kepada kita sekalian yang hadir di tempatini saat ini. Karena kita adalah orang-orang yang mau terus dibentuk dan disempurnakan Tuhan. Ada amin saudara?
Ya saudara. Sebab Allah menyertai kita, maka setiap rancangan orang fasik terhadap kita akan gagal juga. Sehingga orang fasik harus berpikir dua-tiga kali untuk menyerang dan memperdaya orang benar. Karena kita adalah orang-orang yang telah dibenarkan Tuhan dan harganya telah lunas dibayar oleh Dia sebagai Sang Juruselamat dan penebus kita. Jadi sesungguhnya kita adalah milik kepunyaan-Nya. Dan sebagai milik kepunyaan-Nya Dia berjanji akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Pun sampai kita memperoleh mahkota kemenangan di dalam Tuhan. Yang setuju katakan amin.
Saudara-saudara, Alkitab jelas berkata: Kemalangan orang benar banyak. Tapi Tuhan melepaskan mereka dari semuanya itu. Ya saudara. Tiap orang percaya di dalam hidup ini pasti menghadapi masalah. Sama seperti apa yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kita. Ada masalah resesi ekonomi dalam keluarga, ada masalah dalam pendidikan dan pekerjaan, dan sebagainya. Bahkan di dalam pelayanan pun kita akan menemui yang namanya masalah. Tapi satu hal yang kita percaya bahwa segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kelegaan kepadaku. Bersama Dia kita cakap menanggung segala perkara. Bahkan ketika kita terjatuh maka Dia tidak akan membiarkan kita sampai tergeletak. Sebab Tuhan menopang tangan kita saudara. Sebuah bukti nyata bahwa Allah menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Sebuah bukti nyata sebab Allah menyertai kami yang tidak lain adalah kita.
Kalau demikian masihkah kita menjadi takut dan kuatir? Rasa takut dan kuatir itu manusiawi dan pasti akan selalu ada di dalam diri kita. Tetapi yang Tuhan mau untuk kita lakukan adalah ketika kita takut dan kutir, maka kita datang kepada Tuhan. Karena Dia berkata: Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Maka Aku akan memberikan kelegaan kepada-Mu. Ketika kita takut dan kuatir, ingatlah selalu bahwa Tuhan pasti sanggup meredakan badai masalah dan persoalan hidup kita. Sama seperti ketika Tuhan mampu meredakan angin ribut di danau Galilea. Percayalah dengan iman bahwa iman sebesar biji sesawi pun mampu memindahkan gunung.
Dengan demikian mari kita katakan pada setiap masalah kita bahwa kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari setiap masalah yang ada. Kita punya Tuhan yang akan selalu menolong kita. Dan kita punya Tuhan yang akan selalu menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Tuhan beserta kita. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Penutup:
Arti kehadiran-Mu
Jalan-Mu tak terselami, oleh setiap hati kami
Namun satu hal kupercaya, ada rencana yang indah
Tiada terduga kasih-Mu, heran dan besar bagiku
Arti kehadiran-Mu slalu, nyata di dalam hidupku
Ref.
Penyertaan-Mu sempurna, rancangan-Mu penuh damai
Aman dan sejahtera walau di tengah badai
Inginku slalu bersama rasakan keindahan
Arti kehadiran-Mu Tuhan.
Sabtu, 23 Desember 2017
NATAL: PERAYAAN & PERINGATAN YANG TIDAK PERNAH USANG
Pendahuluan
Natal Tlah Tiba! Mari Rayakan Natal! Itulah seruan yang acap kali dikumandangkan pada bulan Desember sebagai bulan natal. Tapi tahukah saudara tentang perjalanan sejarah natal itu sendiri sampai dengan saat ini, dimana kita merayakannya sebagai hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus? Oleh karena itu, melalui paparan tulisan ini saya rindu mengajak kita sekalian untuk secara bersama-sama menguliknya, sehingga kita menjadi tahu benar bahwa natal yang kita dan atau gereja rayakan hingga saat ini bukanlah perayaan dan peringatan yang akan menjadi usang [ESTJ].
Permulaan natal sebagai hari kelahiran dewa Ra’a atau dewa matahari
Dalam berbagai sumber yang dapat saya dan atau kita temukan bersama, maka kita dapat mengetahui bahwa perayaan dan peringatan natal Kristiani yang seyogyanya dirayakan pada tanggal 25 Desember sebenarnya berawal dari perayaan dan peringatan hari kelahiran Dewa Ra’a atau Dewa Matahari yang terkadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei (Sumber: https://id-id.facebook.com/notes/-...natal.../273979822623626/).. Pada saat itu (abad ke-1 sampai abad ke-4), dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi dengan paham agama pagan politeismenya. Jadilah Kaisar Konstantin menjadikan tanggal 25 Desember tersebut sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Jadi jelas bahwa konsep tentang tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus bukanlah konsep yang nyata tertulis di dalam Alkitab, melainkan merupakan hasil dari sebuah proses inkulturuasi budaya.
Masih dari sumber yang sama tersebut di atas menyebutkan bahwa pada saat itu Kaisar Konstantin tidak bisa meninggalkan adat budaya pagannya. Apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati Sunday (Hari Matahari). Oleh karena itu jadilah hari Minggu atau yang biasa disebut juga dengan Sunday dijadikan sebagai hari untuk beribadah dan hari perhentian. Itulah awal mula pergeseran pelaksanaan Sabat Yahudi yang biasa dilakukan pada hari Sabtu menjadi Hari Minggu dalam kekristenan.
Oleh karena itu pada Konsili Nicea Konstantinopel pada tahun 325, kaisar Konstantin memutuskan menjadikan tanggal 25 Desember sebagai hari natal (Christmas Day). Adapun Kaisar Konstantin memeluk agama Katholik pada saat itu.
Pemaknaan perayaan dan peringatan natal menurut Alkitab dan bagi umat Kristen
Pemaknaan perayaan dan peringatan natal menurut Alkitab dan bagi umat Kristen hingga kini jelas merupakan hari perayaan dan peringatan kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang adalah Firman yang menjadi Manusia. Hal tersebut jelas terlihat dalam Injil Yohanes pasalnya yang pertama mulai ayatnya yang pertama dan seterusnya. Dimana peristiwa kelahiran Yesus Kristus ini juga dicatat di dalam bagian injil yang lainnya. Bahkan sesungguhnya pemaknaan akan perayaan dan peringatan natal hingga kini bagi gereja adalah dimana Kristus lahir, hadir dan memerintah di dalam hati dan pikiran kita. Dengan demikian kita dimampukan untuk berpikir sebagaimana Kristus berpikir, merasa sebagaimana Kristus merasa dan bertindak sebagaimana Kristus bertindak. Oleh karena itu penting juga bagi kita untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang tidak mementingkan kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, melainkan mau taat sampai mati di kayu salib untuk menebus segala dosa dan pelanggaran kita.
Oleh karena itu, di momentum natal ini penting bagi kita untuk bertanya ke dalam diri kita masing-masing: Sudahkah yang terbaik kita berikan untuk Tuhan? Sudahkah kita sungguh-sungguh percaya dan mempercayakan diri dan hidup kita kepada-Nya sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kita? Sudahkah kita benar-benar percaya kepada Firman-Nya yang terdapat di dalam Alkitab? Dan sudahkah kita benar-benar bisa memahami dan memaknai perayaan natal kita sebagai perayaan natal yang bernilai tetap dan sinambung sehingga tidak akan pernah menjadi usang? Mari merayakan natal. Selamat merayakan natal. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Jumat, 28 April 2017
SOLA GRACIA, SOLA FIDE DAN SOLA SCRIPTURA: APA DAN BAGAIMANA?
Pengantar
Sebagai Orang Kristen dan warga gereja yang telah sedikit banyak belajar mengenai pengajaran iman Kristen pasti kita semua tahu apa yang dimaksud dengan sola gracia, sola fide dan sola scriptura bukan? Ya saudara, sola gracia berarti oleh karena anugerah (amazing grace). Sedangkan sola fide berarti karena iman. Dan sola scriptura berarti karena Firman (Alkitab). Pada kesempatan ini kita diberi kesempatan yang indah oleh Tuhan untuk boleh membicarakan, mengerti dan memahami tentang ketiganya sebagai sebuah keterkaitan antara satu dengan yang lain melalui sebuah tema pembahasan yaitu: “Sola Gracia, Sola Fide & Sola Scriptura: apa & bagaimana? Dan pada kesempatan ini juga kita akan melihat berbagai sumber kebenaran Firman Tuhan mengenainya. Mari kita mulai saudara.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, berdasarkan berbagai sumber literatur teologi dan juga berdasarkan sumber yang saya peroleh dari wikipedia di internet, maka ada banyak sekali informasi yang pasti dapat kita cari dan kita peroleh tentang asal-muasal gagasan pikiran mengenai konsep teologis tentang sola gracia, sola fide dan sola scriptura ini saudara. Informasi yang paling mendasar adalah bahwa pemikiran tentang trias conception ini pertama kali digagas oleh Anselmus, seorang pemikir teologi terkemuka yang lahir sekitar tahun 1033 di Aosta (Italia), dan sempat menjadi uskup agung Conterbury. Conterbury adalah sebuah kota katedral di tenggara Inggris. Juga merupakan situs ziarah di abad pertengahan. Dinding kuno yang awalnya dibangun oleh Orang Romawi mengelilingi pusat kota di abad pertengahan dengan jalan-jalan berbatu dan rumah-rumah berbingkai kayu. Gereja Katedral Canterbury itu sendiri didirikan pada tahun 597 Masehi yang merupakan markas besar gereja Inggris dan komuni Anglikan yang menggabungkan unsur-unsur gereja gotik (gereja dengan bentuk bangunan seperti kastil yang berarsitektur seperti bangunan Eropa pada umumnya) dengan unsur Romawi. Supaya dapat menjadi lebih jelas bagi kita, berikut ini adalah gambar peta lokasi Kota Canterbury. Mari kita simak di bawah ini:
Lihat di https://en.wikipedia.org/wiki/Canterbury
Ya saudara. Singkat cerita, gagasan mengenai sola gracia, sola fide dan sola scriptura ini sesungguhnya merupakan bagian dari karya terbesar Anselmus mengenai Fides Quaerens Intellectum atau iman mencari pengertian. Hal ini adalah karena beliau memahami bahwa saya percaya agar dapat mengerti (bdk.Matius 28:19-20). Dalam ayat tersebut jelas dikatakan: “Karena itu pergilah. Jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperingatkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Jadi jelas bagi kita di sini bahwa pada dasarnya orang Kristen itu percaya dulu baru mengerti. Kalaupun ada gereja yang mengedepankan katekisasi terlebih dahulu sebelum baptisan maka saya yakin dan percaya tetap ada pertimbangan-pertimbangan khusus yang baik dan berguna untuk membangun, menjaga dan memelihara jemaat-jemaat tersebut sebagai domba Kristus.
[Sumber: andikaawan.blogspot.com/.../bangunan-itu-biasa-disebut-gereja.ht... | https://en.wikipedia.org/wiki/Canterbury | https://id.m.wikipedia.org>wiki >Ansel...
Sola Gracia, Sola Fide & Sola Scriptura sebagai sebuah korelasi
Sebagai orang percaya yang sungguh-sungguh percaya dan beriman kepada Allah di dalam Yesus Kristus, setiap kita pasti yakin dan percaya bahwa hidup kita ini adalah karena anugerah-Nya. Ya saudara, kalau kita mau menilik mulai dari Kitab Kejadian mengenai kisah penciptaan pun, pasti kita bisa menyadari bahwa setiap kita tercipta adalah oleh karena anugerah. Bahkan ketika kita jatuh ke dalam dosa dan boleh menerima penebusan Kristus, semua juga adalah karena anugerah kasih karunia Allah yang sedemikian besar atas dunia ini dan terutama atas diri mereka yang percaya kepada-Nya, sehingga barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Injil Yoihanes 3:16). Melalui anugerah penebusan itulah pada akhirnya kita dapat berkata dengan penuh yakin dan percaya bahwa dimana Dia berada, di situ pun kita akan berada. Bahkan sejak kita masih berada di dalam dunia ini kita boleh menerima predikat sebagai rekan sekerja Allah dan atau warga Kerajaan Allah yang ditempatkan-Nya di tengah dunia ini untuk menjadi saksi Kristus dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi, dimana setiap kita diutus untuk memberitakan pertobatan kepada mereka yang belum percaya kepada-Nya karena Kerajaan Allah sudah dekat. Ya saudara. Itulah tugas dan tanggung jawab kita selama kita hidup, sehingga kita harus senantiasa siap sedia baik maupun tidak baik waktunya.
Semua adalah karena anugerah. Semua adalah karena pemberian Allah dan bukan karena hasil usahamu, sehingga tidak ada seorang pun yang boleh memegahkan diri. Ya saudara. Anugerah adalah pusat dari iman dan kebenaran dalam kekristenan. Bahkan ketika kita bisa beriman pun, itu semua juga adalah karena anugerah. Karena Tuhan sendiri berkata di dalam Firman-Nya bahwa bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu. Bahkan Paulus berkata juga dalam 1 Korintus 3:6-7 bahwa aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
Setiap kita yang telah menjadi percaya hingga saat ini adalah orang-orang yang telah menerima anugerah (sola gracia) itu. Bahkan oleh karena anugerah-Nya jugalah kita boleh hidup di dalam iman (sola fide), bahkan kita boleh diselamatkan karena iman. Lalu bagaimana kaitannya dengan sola scriptura atau karena Firman? Jelas ada kaitannya. Karena setiap kita yang telah menerima anugerah (sola gracia) itu harus senantiasa berjuang dan berusaha untuk mempertahankan anugerah keselamatan yang telah diberikan kepada kita, dan harus senantiasa berdiri teguh di dalam iman. Dengan kata lain kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Dan untuk dapat mengerjakan keselatan kita dengan takut dan gentar, berdiri teguh dan tidak goyah maka kita memerlukan Firman-Nya sebagai panduan hidup kita, karena injil adalah kekuatan Allah. Dan kita pun dipanggil untuk senantiasa mau hidup berpadanan dengan injil. Sungguh, kalau kita mau benar-benar menyadari bagaimana kita dapat berkenalan dengan injil dan Firman-Nya, maka kita akan sadar benar bahwa itu semua juga adalah karena anugerah (lihat Injil Yohanes 1:1-18).
Jadi jelaslah bagi kita bahwa anugerah atau sola gracia adalah pusat dari segalanya. Yang menjadi pertanyaan bagi kita saat ini adalah sudah seberapa jauh kita berupaya untuk hidup dalam anugerah-Nya dan berjuang keras memelihara anugerah itu di dalam hidup kita? Pun ketika kita diberi anugerah untuk dapat beriman kepada-Nya, sudah seberapa jauh kita menjaga dan memelihara iman kita dengan berkomitmen untuk tetap setia sampai akhir? Dan ketika kita diberi anugerah oleh-Nya untuk dapat mengenal Dia melalui Firman-Nya yang terdapat di dalam Alkitab, sudah seberapa jauh kita mau terus berupaya untuk memupuk ketekunan kita dalam ibadah dan dalam pengajaran rasul-rasul? Sudahkah kita senantiasa bertekun dan tidak sekalipun meninggalkan persekutuan ibadah? Sudahkah kita benar-benar dibangun di dalam Kristus dan ke arah Kristus? Sudahkah kita benar-benar dapat merasakan dan mengalami hidup yang semakin serupa dengan Kristus? Semua itu adalah proses yang perlu dan harus kita gumuli dan perjuangkan di dalam sepanjang kehidupan kita. Sampai tiba saatnya kita akan beroleh mahkota. Oleh karena itu tetaplah dan teruslah berjuang. Tuhan memimpin, menyertai dan memberkati kita sekalian. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)