Minggu, 16 Agustus 2015

DIPANGGIL UNTUK MENJADI BANGSA YANG BESAR (KEJADIAN 12:1-9)

Saudara-saudara, berdasarkan bagian bacaan ini saya hendak mengajak kita sekalian untuk merenungkan sebuah tema yaitu “Dipanggil Untuk Menjadi Bangsa Yang Besar.” Tentu kita tahu bersama bahwa secara de facto dan de yure Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan adanya gugusan-gugusan kepulauan yang luas dan kekayaan alam yang hijau membentang. Bahkan pengakuan atas kebesaran dan keluasan Bangsa Indonesia tidak hanya diakui oleh warga Bangsa Indonesia sendiri termasuk kita, melainkan juga diakui oleh kalangan internasional yang berarti seluruh dunia mengakuinya. Hal ini ditandai dengan adanya ketetapan batas wilayah teritorial antar negara yang perlu dihormati oleh seluruh negara, khususnya negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia. Memang ada fakta-fakta miris yang masih terjadi terhadap Indonesia, dimana ada saja negara-negara sahabat yang kurang menghargai dan menghormati batas wilayah teritorial Indonesia. Salah satunya dapat kita lihat melalui peristiwa akuisisi Kepulauan Sipadan dan Ligitan oleh negara tetangga kita Malaysia. Bahkan mantan presiden SBY yang selama ini memegang prinsip ziro enemy dalam kancah pergaulan Indonesia di kalangan internasional pun sampai menyerukan ganyang Malaysia. Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena pemerintah kita ingin menjaga kedaulatan bangsa ini. Pun bahwa kedaulatan Bangsa Indonesia merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tatkala Bangsa Indonesia pun menghargai kedaulatan bangsa-bangsa lain, maka Bangsa Indonesia pun ingin agar kedaulatannya dapat dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Hal ini sejalan dengan perkataan Alkitab yang terdapat dalam Injil Matius 7:12, dimana dikatakan di sana bahwa segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi. Ya saudara, sekalipun masih ada kekurangan di sana-sini, dan sekalipun masih seringkali terjadi peristiwa-peristiwa yang memilukan terhadap pengakuan dan penghormatan atas wilayah teritorial Indonesia, tapi kita patut tetap mengucap syukur karena sampai dengan usia yang ke-70 tahun ini Bangsa Indonesia boleh tetap ada sebagai bangsa yang besar dan merdeka. Dan tentunya saya secara pribadi pun mendorong sesuai dengan semangat UUD 1945 agar penjajahan di atas dunia dapat dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Terlebih lagi agar jangan ada lagi juga praktek-praktek penjajahan oleh bangsa sendiri. Biarlah kita boleh menjadi bangsa yang bersatu dalam satu visi dan misi untuk terus membangun bangsa ini dan membuktikan kepada dunia senantiasa bahwa Bangsa Indonesia akan selalu menjadi bangsa yang besar. Bangsa Indonesia akan terus menjadi bangsa yang jaya dan teguh. Karena bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Oleh karena itu kita perlu terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa di dalam hati sanubari kita masing-masing sebagai warga bangsa ini. Kemanapun kita pergi, walau banyak negeri kita jalani, namun Indonesia adalah rumah terindah tempat dimana lahir beta sampai beta menutup mata. Artinya dimanapun kita berada, hati dan jiwa kita tetaplah satu, indonesia! Saudara, usia tujuh puluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk membuktikan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Usia tujuh puluh tahun juga tentunya menggambarkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang akan terus bertumbuh dalam kedewasaannya dan dengan segudang pengalaman yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika Alkitab berkata bahwa usia manusia paling sedikit adalah tujuh puluh tahun, dan jika kuat delapan puluh tahun, maka kita pun patut berdoa, bersyukur dan berjuang dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa ini, sehingga usia tujuh puluh tahun tidak menunjukkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang telah renta dan usang, melainkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang terus kokoh berdiri, bahkan di tengah kencangnya terpaan angin yang menerpa bangsa ini. Saudara, menjadi bangsa yang besar tentu saja bukan sekedar menunjukkan kebesaran secara fisik semata, melainkan kebesaran di hadapan Tuhan juga. Bagian bacaan kita menunjukkan bagaimana Abram dipanggil Allah. Saat itu Tuhan berfirman kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Tuhan berjanji bahwa Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Bahkan Tuhan juga berjanji bahwa Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Mari kita perhatikan ungkapan-ungkapan tersebut tadi saudara. Ketika Tuhan mengatakan tentang hal-hal ini kepada Abram, itu bukanlah suatu lip service belaka. Tetapi hal itu diungkapkan Tuhan dalam kaitan perjanjian Allah dengan Abram tentang keturunannya. Dan bahwa Abram yang kemudian menjadi Abraham itu telah ditetapkan Allah menjadi bapa banyak bangsa. Kita dapat membacanya dalam Surat Roma 4:17. Bahkan dalam ayat sebelumnya Abraham dikatakan sebagai bapa kita semua. Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena Abraham percaya kepada Tuhan. Bahkan percaya di sini bukan sekedar tindakan pasif tetapi juga aktif. Karena dalam percaya itu Abraham dan kita semua pun dituntut untuk mau mempercayakan diri dan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Bahkan di dalam percaya itu Abraham dan kita semua pun dituntut untuk mau terus setia kepada Tuhan dan mau menjadikan Tuhan sebagai teladan hidup kita. Perjanjian Allah dengan Abraham bukanlah perjanjian yang tanpa syarat. Tetapi Tuhan menuntut ketaatan penuh dari diri Abraham dan keturunannya atas kehendak Allah. Bukti nyatanya dapat kita lihat dalam Kejadian 17:1-27 dimana dikatakan bahwa sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham. Demikian pun kita saudara, sekalipun sunat fisik sudah tidak lagi ditekankan karena keselamatan telah digenapi dalam Kristus Yesus, tetapi Alkitab tetap menekankan kepada kita tentang pentingnya sunat hati. Saudara, sebagai anak-anak Abraham, dimana dia telah menunjukkan iman dan ketaatan yang besar dan sepenuhnya kepada Tuhan, maka kita pun dituntut untuk hidup dari iman Abraham. Dengan demikian janji Allah berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sekali lagi sebab Abraham adalah bapa kita semua. Itu berarti Bangsa Indonesia juga termasuk keturunan Abraham. Intinya adalah bahwa Bangsa Indonesia perlu dan patut menjadi bagian dari kumpulan orang percaya. Dan kita sebagai bagian dari persekutuan orang percaya yang telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib; kita sebagai gereja yang adalah milik kepunyaan-Nya, maka tiap-tiap kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia, termasuk di dalamnya menjadi terang dan garam bagi bangsa ini. Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Dengan demikian Indonesia pun perlu kita gapai agar memperoleh keselamatan sejati demi kemuliaan nama Tuhan. Mari kita sediakan diri kita untuk terus dipakai Tuhan bagi keselamatan sejati yang akan diperoleh bangsa ini di dalam Kristus. Mari kita pun terus berdoa dan berupaya bagi kesejahteraan bangsa ini, bukan semata-mata kesejahteraan yang bersifat fisik dan sementara, melainkan juga bagi damai sejahtera Allah yang bersifat kekal yang akan dialami oleh seluruh warga bangsa ini. Mari kita bangkit untuk menyerukan nama Yesus dan menyatakan kuasa-Nya. Mari kita bangkit untuk menggenapi Firman-Nya. Karena sekaranglah waktunya kita berdiri bagi bangsa ini. Mari maju umat pilihan Allah. Mari maju umat pemenang. Mari kita dorong bangsa kita menjadi bangsa yang besar, bukan hanya di mata manusia dan dunia, melainkan juga dalam pandangan mata Allah. Mari kita dorong bangsa ini menjadi bangsa yang berkenan kepada Tuhan. Mari kita dorong bangsa ini untuk menjadi bangsa yang percaya dan mau mempercayakan diri kepada Tuhan, serta meneladani Kristus dan beriman kepada-Nya, sebagaimana Abraham dan juga kita sekalian yang telah menjadi percaya. Karena Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku, kata Tuhan. Mari terus kita pupuk semangat kebangsaan kita dalam iman teguh kepada-Nya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar