CATATANKU ERICKTJONG adalah blog yang berisi tentang catatan reflektif spiritual dan catatan-catatan kritis mengenai berbagai-bagai pokok persoalan.
Sabtu, 24 Desember 2016
MENJADI PELAYAN KECIL TUHAN
“Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
(Lukas 9:47-48).
Pembaca yang budiman, ketika saya mempersiapkan tulisan dengan tema “Menjadi Pelayan Kecil Tuhan” ini maka saya langsung teringat dengan hakikat sifat dasar manusia. Semua manusia di dunia ini pasti, tidak mungkin tidak, memiliki angan-angan serta cita-cita yang besar. Dan itu pasti terjadi dalam diri setiap orang. Coba saja kita bertanya pada anak-anak di sekeliling kita saudara: “Apa cita-citamu nak kalau sudah besar nanti?” Ya saudara, pada umumnya mereka pasti akan menjawab dan menggambarkan cita-cita mereka yang besar dan setinggi langit. Sama seperti sebuah ungkapan yang sering kita dengar yang berkata demikian: “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Seperti itulah gambaran kita manusia saudara. Bahkan kalau kita mau membandingkan dengan realita lagu anak-anak yang sempat populer dan dipopulerkan oleh Ria Enes dan boneka Susan, maka kita akan mendengar di sana cita-cita Susan yang besar dan mulia. Jadi dokter, jadi insinyur dan lain sebagainya. Salahkah saudara? Tentu tidak. Setiap orang memang berhak menggantungkan cita-citanya setinggi langit.
Ya saudara, itulah gambaran kehidupan dunia di sekitar kita yang seringkali kita kenal dengan istilah dunia sekuler. Lalu pertanyaannya kemudian bagaimana dengan dunia non sekuler atau dunia rohani saudara? Bagaimana dengan kehidupan bergereja dan melayani Tuhan? Maka Firman Tuhan yang menjadi bagian bacaan kita saat ini dengan jelas menyebutkan bahwa yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar. Dengan kata lain saudara, sesungguhnya setiap kita dipanggil untuk menjadi pelayan kecil Tuhan. Ya saudara, itulah yang menjadi tema pembahasan kita saat ini.
Yang menjadi pertanyaan kita kemudian saudara-saudara, mengapa konsep kekristenan sebagaimana yang tergambar dalam kebenaran Firman Tuhan justru seratus delapan puluh derajat berbeda dengan konsep yang diusung oleh dunia ini? Maka jawabannya adalah karena memang setiap kita dipanggil untuk berani tampil beda. Setiap kita dipanggil untuk tidak menjadi sama dengan dunia ini melainkan berubah menurut pembaharuan budi kita saudara. Ya, dan memang karena pikiran Kristus jauh berbeda dengan pikiran manusia pada umumnya. Karena segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, dikatakan dan dikerjakan oleh Kristus adalah apa yang berasal dari Bapa. Karena sesungguhnya Aku (Kristus) dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30). Oleh karena itu kita pun diminta oleh Tuhan kita Yesus Kristus untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai hal yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Itulah natal, dimana Sang Firman telah menjadi sama dengan manusia dan berada di antara manusia untuk menyatakan diri-Nya kepada setiap umat manusia dan terutama kepada setiap orang percaya, sehingga barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Semua semata-mata hanya karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal sebagaimana diberitakan dalam Injil Yohanes 3:16 yang menjadi salah satu berita utama natal.
Ya saudara, melalui keberadaan Kristus di dalam dunia di antara manusia (terlebih manusia yang berkenan kepada-Nya), maka Ia telah menunjukkan betapa Ia sudi mendekatkan diri-Nya kepada kita. Terlebih dalam perbedaan eksistensi, dimana Allah adalah kudus dan sempurna sementara kita manusia adalah orang berdosa. Bahkan keberadaan-Nya di tengah dunia di antara manusia adalah untuk melakukan karya penebusan atas segala dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di atas kayu Salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Itulah paskah. Itulah sebabnya kenapa natal dan paskah tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena tanpa natal tidak akan ada paskah. Pun tanpa paskah maka natal menjadi sia-sia.
Ya saudara, ketika Kristus saja sudah memberi teladan betapa Dia mau menjadi yang terkecil sekalipun Dia adalah yang terbesar bahkan Dia adalah Yang Maha Besar, maka bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi yang terkecil dan membiarkan Dia dibesarkan dan menjadi yang terbesar? Sudahkah kita sungguh-sungguh mengagungkan nama Tuhan dalam segenap kehidupan dan pelayanan yang kita lakukan?
Saat ini saya rindu mengajak kita sekalian untuk merenungkan tema kita saat ini melalui lagu pujian yang saya ciptakan yang berjudul “Pelayan Kecil Tuhan.” Kiranya perenungan kita dan lagu yang saya sajikan saat ini dapat menghantarkan kita sekalian untuk semakin menghayati eksistensi seorang pelayan Tuhan yang tidak lain adalah pelayan kecil Tuhan.
Pun yang tidak kalah penting dari itu adalah supaya kita dapat benar-benar menjadi pelayan Tuhan yang diperbaharui dan atau mengalami pembaharuan hidup. Yaitu pembaharuan hidup ke arah Kristus, dimana kita mampu berpikir sebagaimana Kristus berpikir, merasa sebagaimana Kristus merasa dan bertindak sebagaimana Kristus bertindak. Dengan kata lain seorang pelayan Tuhan yang baik dan setia bukan sekedar orang yang dengan giat melakukan kegiatan atau aktivitas gereja melainkan berbicara mengenai bagaimana seseorang menempatkan diri sebagai hamba yang mengasihi Kristus dan melakukan pelayanannya dengan komitmen dan kasih. Tentu untuk mencapai semuanya itu tidaklah mudah. Bahkan kita mungkin seringkali gagal dalam mengaplikasikan diri kita sebagai pelayan Tuhan yang setia dan dibaharui tersebut. Tapi tentu Tuhan tidak ingin kita berhenti dan stag dalam kegagalan kita. Niscaya Tuhan ingin agar kita bangkit dan berjalan bahkan berlari ke arah DIA. Sudah barang tentu kita tidak akan dapat berjalan sendiri. Oleh karena itu marilah kita berjalan bersama dengan Tuhan dalam segenap proses kehidupan kita. Marilah kita akui Dia dalam segala tingkah laku kita, maka Dialah yang akan meluruskan segala jalan kita (Amsal 3:6). Selamat natal dan tahun baru bagi kita sekalian. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
https://youtu.be/jT-rcsqLIhs
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar