Sabtu, 24 Desember 2016

MUKIDI VS KRISTUS: FIKSI VS FAKTA

Pembaca yang budiman, di tahun 2016 yang sebentar lagi akan kita lalui ini ada begitu banyak peristiwa terjadi di sekitar kita yang berlangsung silih berganti. Bahkan tak jarang ada banyak berita yang menjadi viral di media sosial yang dapat kita simak secara bersama-sama. Ya saudara, salah satunya dapat kita lihat melalui fenomena cerita tentang Mukidi. Nama Mukidi memang merupakan sebuah nama yang sederhana yang bisa jadi juga dapat menggambarkan kesederhanaan si pemilik nama tersebut. Nama Mukidi juga merupakan nama yang umum dimiliki oleh kebanyakan Orang Jawa sehingga nama itu menjadi nama yang mudah diingat oleh kebanyakan orang. Namun, setelah nama itu menjadi viral di media sosial maka nama Mukidi menjadi begitu tenar dan banyak diperbincangkan orang. Nama yang sederhana itu pada akhirnya menjadi buah bibir. Terlebih karena cerita-cerita yang diangkat mengenainya dan seputar kehidupannya merupakan cerita-cerita yang disampaikan dengan bahasa yang begitu sederhana namun mendalam. Terlihat suatu nilai kecerdasan dan kejelian dari bahasa yang tersusun sebagai sebuah rangkaian cerita yang bulat, utuh dan sinambung itu. Tak jarang kritik-kritik sosial pun menyeruak daripadanya. Itulah sebabnya kenapa cerita tentang Mukidi begitu disenangi oleh begitu banyak orang. Karena selain ceritanya yang lucu dan humoris dengan gaya bahasa yang sangat menarik, tentu cerita ini juga menyentuh fakta-fakta kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Paling tidak pada masa-masa sekarang ini. Karena harus kita akui bersama bahwa terangkatnya cerita ini ke permukaan pada saat dia menjadi viral di media sosial, maka seiring dengan itu ada banyak peristiwa sosial kemasyarakatan yang terjadi di Indonesia. Kita sebut saja diantaranya adalah tentang tax amnesty dan kasus kopi bersianida yang melibatkan Jessica-Mirna. Saya percaya bahwa kebanyakan dari antara kita pasti tahu dan mengikuti benar ragam peristiwa ini. Tidak mungkin tidak. Ya saudara, bahkan setelah sosok Mukidi ini menjadi begitu tenar pasca menjadi viral di media sosial maka ada begitu banyak orang yang bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya sosok Mukidi ini. Dan apakah sosok Mukidi ini merupakan sosok figur yang benar-benar nyata adanya atau hanya merupakan sebuah cerita fiksi hasil karangan orang semata. Kita ketahui bersama bahwa sempat terjadi kesimpang siuran berita pada waktu itu. Ada yang mengatakan bahwa Mukidi benar-benar ada dengan menunjukkan bukti KTP atau kartu tanda penduduk yang bersangkutan. Tetapi singkat cerita, dari berbagai kebenaran berita baik di media cetak maupun elektronik yang dapat kita ikuti bersama maka kita jadi tahu bahwa sebenarnya tokoh Mukidi hanyalah sebuah cerita fiksi hasil karya seseorang yang bernama Soetantyo Moechlas. Beliau adalah seorang penulis cerita-cerita lucu (humor), dimana salah satu buku cerita humornya berjudul “Laskar Pelawak 2.” Kita bisa melihat salah satu sumber informasinya dari http://www.rappler.com, di samping dari berbagai sumber berita lainnya yang beredar di masyarakat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Namun pada kesempatan ini saya tidak akan berbicara banyak tentang Mukidi itu sendiri. Melalui sosok tokoh fiksi Mukidi ini saya justru ingin menghantarkan kita untuk memahami tentang fiksi vs fakta. Bahkan saya ingin menghantarkan kita sekalian untuk mengerti dan memahami bahwa eksistensi Kristus (mulai dari kelahiran sampai dengan kenaikan-Nya ke Sorga) adalah fakta dan atau faktual. Sehingga dengan demikian kita dapat merenungkan dan merefleksikan secara bersama-sama tentang apa dan bagaimana relevansi dan implikasinya bagi kita sebagai orang-orang percaya. Terlebih pada saat ini kita sedang berada pada masa raya natal di tahun 2016 dan jelang tahun baru 2017. Mari kita mulai perenungan dan refleksi kita saudara-saudara. 1. Kelahiran Kristus: Sejak masa kanak-kanak ketika kita masih berada di Sekolah Minggu sebagai ASM (Anak Sekolah Minggu), maka sejak itulah kita acap kali diperkenalkan oleh para GSM (Guru Sekolah Minggu) yang mengajar dan membimbing kita dengan cerita-cerita natal. Bahkan tak jarang kita melihat dan menyimak secara rutin drama-drama natal dari tahun ke tahun. Ya saudara, dalam drama itu kita melihat bagaimana Yusuf dan Maria pergi ke Yerusalem untuk mengikuti sensus dalam keadaan Maria yang sedang mengandung bayi Yesus. Di dalam perjalanan itulah mereka mencari penginapan namun semuanya telah penuh. Singkat cerita mereka tidak mendapatkan tempat di dalam penginapan yang layak melainkan mereka mendapatkan tempat di dalam sebuah kandang domba. Pada saat itu bertepatan dengan waktunya Maria akan bersalin. Sehingga singkat cerita lahirlah bayi Yesus di dalam kandang domba tersebut. Dan setelah Ia lahir, dibaringkanlah Ia di dalam palungan (tempat pakan ternak) dan dibungkus dengan kain lampin. Tentu ceritanya tidak hanya berhenti sampai di situ saudara. Dan kalau kita mau menyimak kebenaran ceritanya maka kita dapat menyimaknya di dalam Alkitab, Firman Tuhan. Di sana lengkap akan kita temukan kebenaran-Nya. Ya saudara, kisah kelahiran Yesus Kristus Mesias Sang Juruselamat itu memang bukan isapan jempol semata. Atau bukan juga merupakan cerita fiksi karangan orang yang kebenarannya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Kisah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia ini merupakan sebuah fakta aktual yang kebenarannya sangat dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ada banyak saksi mata yang ikut menyaksikannya. Ada para gembala. Dan ada juga tiga raja dari timur yang biasa kita kenal dengan sebutan orang majus. Ya saudara, kelahiran Yesus Kristus disaksikan oleh orang mulai dari kalangan terendah sampai dengan yang tertinggi. Bahkan Ia pun disembah dan diagungkan oleh mereka pada saat itu. Dan juga oleh kita pada saat ini. Pun kelahiran-Nya juga telah dinubuatkan sejak awal oleh para nabi pada zaman Perjanjian Lama. Sebagaimana Yesaya 9:5-6 menyatakan dengan jelas, tegas dan lugas demikian: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.” Ya saudara, Allah kita memang adalah Allah yang pencemburu. Makanya di dalam salah satu bagian dari dasa titah atau sepuluh perintah Allah dikatakan: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu...Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” Kita bisa melihatnya dalam Kitab Keluaran 20:3-5 dan ayat 7-8. Bahkan sesungguhnya dosa yang manusia telah lakukan telah membuat Allah menjadi cemburu karena dengan demikian manusia bukan hanya memberontak dan tidak patuh terhadap Allah, melainkan melalui pembangkangannya itulah manusia sadar atau tidak sadar dan suka atau tidak suka telah menduakan dan menomorduakan Allah. Itulah gambaran kita manusia. Dan itulah dasar kenapa Kitab Yesaya 9:6 tersebut di atas mengungkapkan bahwa kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukannya. 2. Apa yang dilakukan oleh Tuhan kalau begitu? Kita tahu bersama bahwa Allah kita adalah Allah yang mencintai hukum. Pun Ia adalah Allah yang membenci perampasan dan kecurangan. Kebenaran Firman Tuhan ini tertulis dalam Yesaya 61:8. Sebagai Allah yang mencintai hukum dan membenci kecurangan, tentu Ia akan memegang teguh serta melaksanakan hukum yang telah difirmankan-Nya dengan sebenar-benarnya dan seadil-adilnya. Bahkan sesungguhnya kita tahu berdasarkan kebenaran Alkitab bahwa Dialah hakim yang adil atas segala ciptaan yang akan mengadili kita semua pada akhirnya menurut keadilan-Nya. Demikian pun ketika Ia berkata bahwa upah dosa adalah maut, maka sesungguhnya setiap umat manusia tanpa terkecuali harus mengalami upah dosa yang adalah maut dan kebinasaan. Tapi ternyata, dalam keberadaan-Nya yang panjang sabar dan berlimpah kasih karunia itu maka Ia tidak serta merta membinasakan seluruh umat manusia melainkan Ia merancangkan anugerah kasih karunia-Nya melalui jalan penyelamatan Allah atas umat manusia melalui dan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya Injil Yohanes 1:1-34 dengan tegas mempersaksikan tentang Firman yang menjadi manusia. Melalui karya Allah dalam diri Yesus Kristus inilah terbukti kebenaran Firman Tuhan sebagaimana tertulis dalam Kitab Kejadian 50:20; Yeremia 29:11 dan Roma 8:28 yang berkata demikian: “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan... Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Bahkan Injil Yohanes 3:16 pun menegaskannya juga. Dikatakan di sana bahwa karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini adalah ayat emas yang seringkali kita dengar juga dalam berbagai perayaan natal yang diselenggarakan di gereja-gereja. Ya saudara, itulah yang Allah lakukan. Suatu karya penyelamatan yang besar atas diri umat manusia ciptaan-Nya. Bahkan terlebih khusus atas diri kita sebagai bagian dari persekutuan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dengan demikian karya penyelamatan Allah di dalam dan melalui diri Yesus Kristus haruslah kita imani, kita percaya, dan harus juga memberi dampak dan pengaruh di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama dalam kehidupan komunitas orang percaya. Pun perlu juga untuk dapat memberi dampak kepada sesama kita, terutama bagi mereka yang belum percaya dan belum menjadi percaya. Pembaca yang budiman, dalam setiap peristiwa Yesus Kristus di dalam Alkitab (mulai dari kelahiran-Nya, karya-Nya di dalam dunia dan diantara manusia, kematian-Nya di atas kayu salib, kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahkan sampai pada peristiwa kenaikan-Nya ke Sorga), kita seringkali menyaksikan di dalam Alkitab bahwa hal-hal itu disaksikan oleh begitu banyak orang. Sehingga dengan demikian tentu kita tidak akan pernah bisa menyatakan bahwa peristiwa Yesus Kristus ini adalah hal yang fiktif belaka. Pun lebih penting daripada itu, sesungguhnya sekalipun kita secara pribadi belum pernah melihat dan menyaksikannya sendiri, namun kita sebagai orang-orang yang beriman dan percaya kepada-Nya tetap merupakan orang-orang yang berbahagia di dalam Tuhan. Sebagaimana Firman Tuhan berkata di dalam Injil Yohanes 20:29 demikian: “...Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” Itulah yang Tuhan harapkan dan inginkan dari kita saudara. Karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Beriman berarti percaya dan mempercayakan diri hanya kepada Tuhan. Mari menjadi orang yang beriman teguh kepada-Nya. Mari kita terima damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal yang akan memelihara pikiran dan hati kita dalam Kristus Yesus. Mari kita wujudnyatakan iman kita di dalam segenap perbuatan dan hidup kita sepenuhnya. Mari kita sambut Dia dengan segera untuk dapat sungguh-sungguh lahir dan hadir di hati, pikiran dan hidup kita sebagai Raja di atas segala raja. Mari kita persiapkan diri kita untuk dapat menyambut Dia sampai Tuhan datang untuk yang kedua kali sebagai hakim yang adil atas segala ciptaan. Selamat natal dan tahun baru bagi kita sekalian para mempelai-Nya yang bijaksana. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar