Selasa, 18 April 2017

ISI HATI YANG BERBEDA (YOHANES 12:1-11)

Saudara-saudara kekasih Kristus, melalui bagian bacaan kita saat ini maka kita diajak untuk merenungkan dan mempelajari secara bersama-sama sebuah tema yaitu Isi Hati Yang Berbeda. Saudara-saudara, kalau kita amati secara seksama dalam bagian bacaan kita maka ada dua peristiwa yang berbeda di dalamnya, yang masing-masing adalah: Yesus diurapi di Betania (Yohanes 12:1-8) dan persepakatan untuk membunuh Lazarus (Yohanes 12:9-11). Kita akan membahasnya satu demi satu saudara-saudara. Dalam peristiwa Yesus diurapi di Betania, dikatakan di sana bahwa enam hari sebelum Paskah (yang dimaksud adalah Paskah Orang Yahudi), Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan itu. Di situ diadakan perjamuan untuk Yesus Kristus dan Marta melayani. Sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Di situ ada juga Maria. Tentu kita ingat bagaimana peristiwa Maria dan Marta bukan? Pada saat itu Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Sementara Marta tetap sibuk melayani. Di sisi lain ada juga Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus (sang bendahara) yang akan segera menyerahkan Dia berkata: mengapa minyak narwastu ini tidak dijual 300 dinar (mata uang romawi, satu dinar ialah upah pekerja harian dalam satu hari-Matius 20:2). Jika kita bandingkan dengan upah minimum regional DKI Jakarta tahun 2016 yang besarannya adalah Rp.3.100.000,-, maka bisa kita perkirakan berapa yang akan didapat dalam perhitungan 300 dinar itu. Yang pasti jumlahnya sangat banyak bahkan lebih dari kata cukup. Saudara-saudara, kalau kita lihat secara seksama maka kita dapat mengamati bahwa secara kasat mata ketika Yudas Iskariot mengusulkan agar minyak narwastu itu dijual saja, maka alasannya kelihatannya mulia, yaitu agar uangnya bisa diberikan kepada orang-orang yang miskin. Tetapi bagian bacaan kita dengan jelas mengungkapkan bahwa hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri yang sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus juga bukannya tidak mengetahui karena Dia adalah Tuhan yang maha tahu. Bahkan ketika manusia melihat apa yang kelihatan oleh mata, maka sesungguhnya Tuhan melihat dan menguji hati dan batin kita. Itu kata Firman Tuhan. Maka Yesus pun berkata: biarkanlah dia (Marta) melakukan hal ini. Dengan penegasan yang lebih sempurna hendak dikatakan: Biarkanlah dia (Marta) meminyaki kaki-Ku dan menyekanya dengan rambutnya mengingat hari penguburan-Ku sudah dekat, kata Tuhan. Karena orang miskin selalu ada pada kamu (Yudas Iskariot), tetapi Aku (Tuhan) tidak akan selalu ada pada kamu. Sebagai refleksi kita bersama, maka marilah kita mempertanyakan pertanyaan ini di dalam lubuk hati kita yang paling dalam. Adakah kita sama seperti Marta yang sibuk melayani tetapi tidak mau sedetik pun mengambil waktu untuk duduk diam dan mendengarkan Yesus? Atau bahkan adakah kita sama seperti Yudas Iskariot yang walaupun menjadi orang yang dekat dengan Tuhan dan bahkan setiap hari berada bersama-sama dengan Dia, namun kita belum memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan? Bahkan seringkali kita justru menyalibkan Tuhan sebagaimana Yudas Iskariot berniat dan bermufakat untuk menjual dan menyerahkan Yesus demi sejumlah uang. Adakah kita seperti itu? Oleh karena itu sekaranglah waktunya bagi kita untuk meminta agar Tuhan menyelidiki hati kita dengan pernyataan: selidiki aku, lihat hatiku, apakah aku sungguh mengasihi-Mu Yesus. Sebab Kau yang maha tahu dan menilai hidupku. Tak ada yang tersembunyi bagi-Mu. Marilah kita buka hati dan keseluruhan diri kita di hadapan-Nya dan kita minta agar Dia mengampuni, menyucikan dan melayakkan kita kembali. Mari kita minta Tuhan untuk meluruskan hati dan motivasi kita yang masih seringkali bengkok di hadapan-Nya. Karena siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Jawabannya ialah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah palsu (Mazmur 24:3-4). Kemudian kita lanjut ke dalam kisah persepakatan untuk membunuh Lazarus. Dikatakan dalam bagian bacaan kita bahwa sejumlah besar Orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di sana (di Betania), dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga. Sebab karena Lazarus, banyak orang Yahudi meninggalkan para imam itu dan percaya kepada Yesus. Saudara-saudara, hal menarik dalam bagian bacaan yang kedua ini yang berkaitan dengan tema isi hati yang berbeda yang coba saya amati dan telusuri adalah bahwa motivasi rencana dan tindakan para imam untuk membunuh Lazarus adalah untuk meredam datangnya dan percayanya orang-orang Yahudi yang telah dan akan menjadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dengan kata lain para imam itu memiliki motivasi untuk menjauhkan mereka dari jalan keselamatan, karena hanya Tuhan Yesus Kristus sajalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak akan ada yang dapat sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku, kata Tuhan. Hal ini senada dengan motivasi iblis yang hanya melulu mau menghancurkan. Bahkan iblis digambarkan seperti singa yang mengaum dan berkeliling guna mencari orang-orang yang dapat ditelannya. Berbeda halnya dengan motivasi Tuhan yang melulu ingin membangun dan menyelamatkan. Karena Tuhan sama sekali tidak ingin ada di antara kita yang binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Tentu jalannya adalah dengan percaya dan beriman kepada-Nya. Karena kita memang diselamatkan karena iman. Saudara-saudara, gereja adalah persekutuan orang percaya yang beriman kepada-Nya. Oleh karena itu seyogyanya gereja menjadi alat di tangan Tuhan yang membawa jemaat dan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus untuk diselamatkan dan dibenarkan. Bukannya justru mementingkan kepentingan pribadi ataupun golongan dan berusaha menyudutkan orang-orang tertentu dengan motivasi-motivasi tertentu juga. Saudara-saudara, ingatlah bahwa Allah sebagai kepala gereja dalam diri Yesus Kristus adalah kasih. Barangsiapa tinggal di dalam kasih, maka dia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Pun barangsiapa tidak mengenal kasih maka sesungguhnya dia tidak mengenal Allah. Sudahkah kita mengasihi? Sudahkah kita mengampuni? Sudahkah kita menjadi pembawa damai di antara sesama kita? Tuhan menginginkan agar kita mengusahakan hidup damai dengan semua orang selain juga mengejar kekudusan (Ibrani 12:14). Sudahkah kita melakukannya? Marilah kita terus mau belajar daripada-Nya dan meminta kekuatan dan kesa nggupan yang berasal daripada-Nya agar kita tidak hanya menjadi pendengar melainkan juga pelaku Firman Tuhan yang setia. Yakin dan percayalah bahwa seluruh jerih payah kita di dalam Tuhan tidak sia-sia. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin. (Doc.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar