Minggu, 06 Oktober 2013

SETIA DALAM ANUGERAH KESELAMATAN ALLAH

1 Korintus 15:58: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan Goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu Bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Pembukaan dan Uraian

                Saudara-saudara, di masa sekarang ini setiap kita tanpa terkecuali sedang memasuki masa goyangisme. Coba kita sebut saja sebuah goyangan yang biasa dikenal dengan sebutan goyang ala Cezar yang begitu terkenal khususnya pada acara Yuk Kita Sahur Trans TV dan berlanjut ke acara Yuk Keep Smile yang tayang setiap Sabtu dan Minggu di Trans TV. Ada juga goyang itik yang dipopulerkan oleh Saskia Gotik yang gagal menikah dengan Vicky Prasetyo. Dan berbagai nama dan model goyangan yang dipopulerkan oleh artis-artis lainnya juga di Indonesia. Tapi di hari ini saya tidak ingin mengajak kita sekalian berbicara tentang goyangan-goyangan tersebut. Tapi dari ilustrasi ini saya ingin mengajak kita melihat realita yang pasti kita pahami bersama bahwa ketika orang bergoyang maka postur tubuhnya pasti tidak akan berdiri tegak bukan? Melainkan pasti akan melekuk-lekuk sesuai dengan irama musik dan goyangannya itu sendiri. Hal ini mungkin sama dengan gambaran diri orang-orang kebanyakan pada umumnya yang bisa jadi gampang goyah, mudah galau, labil, dsb. Biasanya gambaran seperti ini dideskripsikan dalam diri anak-anak remaja yang baru memasuki masa pencarian jati diri. Namun tidak demikian dengan pesan yang terdapat dalam bagian bacaan kita. Bagian bacaan kita justru mengungkapkan: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah. Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Bahkan ungkapan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan dibuat dengan akhiran tanda seru yang bisa berarti merupakan sebuah perintah dan penting untuk diperhatikan serta dikerjakan. Dalam ungkapan  ini terdapat sebuah nilai kesetiaan dalam rangka melaksanakan pekerjaan Tuhan di tengah dunia yang juga harus dilihat dalam kerangka kesetiaan dalam anugerah keselamatan Allah yang menjadi tema kita saat ini. Sebagaimana Filipi 2:12 mengungkapkan “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Dengan demikian kesetiaan kita dalam pekerjaan Tuhan sesungguhnya merupakan wujud representasi pengucapan syukur kita atas anugerah keselamatan yang telah dikerjakan Allah bagi kita melalui Yesus Kristus. Terlebih ketika dengan jelas perikop ini diberi judul oleh LAI “Kebangkitan Tubuh.” Pun di dalam ayat yang ke-54 dan ke-55 dipertegas lagi dengan ungkapan: “Maut telah ditelan dalam kemenangan Kristus atas dosa dan maut itu sendiri. Hai maut, dimanakah kemenanganmu dan dimanakah sengatmu?” Sesungguhnya tiap-tiap kita sebagai orang percaya telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib. Kita yang pada awalnya adalah sampah karena dosa telah dipungut dan diangkat Allah untuk menjadi anak-anak-Nya, untuk menjadi alat-Nya, untuk menjadi sahabat-Nya, hamba-Nya dan bahkan rekan sekerja-Nya di tengah dunia. Dalam ungkapan yang lain hendak dikatakan bahwa kita telah dipersekutukan kembali dengan Allah melalui karya penyelamatan Yesus Kristus sehingga kita bukan lagi hamba dosa melainkan hamba kebenaran. Demikianlah kita tidak perlu lagi hidup di dalam dosa. Bahkan Kristus sendiri senantiasa menyampaikan pesannya kepada kita melalui Firman-Nya supaya kita jangan berbuat dosa lagi.
                Saudara-saudara, berbicara tentang tema setia dalam anugerah keselamatan Allah membuat saya ingin mengajak kita melihat realita di sekitar kita. Ternyata memang akibat dosa yang diwariskan oleh Adam dan Hawa membuat tiap-tiap kita manusia pada umumnya memiliki kecenderungan sikap tidak setia. Kita lihat saja realita perceraian yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga-rumah tangga di sekitar kita. Demikian juga dengan realita perselingkuhan misalnya yang membuat istilah PIL (Pria Idaman Lain) dan WIL (Wanita Idaman Lain) begitu populer dan seringkali kita dengar. Bahkan dalam kehidupan keimanan pun acap kali terjadi juga realita ketidak setiaan seperti itu. Karena satu dan lain hal maka dengan mudahnya seorang Kristen menjual iman dan Tuhannya lalu menukarnya dengan yang lain. Realita paling jelas di dalam Alkitab ada pada kisah Yudas Iskariot yang menjual Yesus demi memperoleh uang. Kalau realita-realita nyata di sekitar kita mungkin bisa kita amati sendiri ya. Ada Bella Safira yang berpindah keyakinan menjadi mualaf demi menikahi suaminya. Bahkan terakhir saya melihat di siaran youtube ada seorang mantan pendeta GKI Papua yang kemudian masuk Islam dan beralih menjadi seorang mubalik Islam.
                Saudara-saudara, berbagai contoh kasus yang saya sebutkan tadi setidaknya dapat membuat kita melihat bahwa realita ketidaksetiaan kepada Tuhan dapat menghinggapi diri siapa saja. Bahkan mungkin juga dalam kehidupan kita. Acap kali baik disadari maupun tidak disadari gambaran hidup kita mencerminkan ketidaksetiaan kita kepada kehendak Tuhan. Oleh karena itu Firman Tuhan senantiasa berpesan kepada setiap kita termasuk saya dan saudara agar kita senantiasa berjaga-jaga agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Karena iblis berkeliling dan mengaum-ngaum seperti singa yang siap menerkam. Oleh karena itu tiap-tiap kita perlu meminta kepada Tuhan agar DIA menyelidiki hati kita. Tiap-tiap kita perlu meminta kekuatan dan kemampuan untuk berjuang sampai akhirnya DIA akan mendapati kita sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh setia kepada-Nya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa berjaga-jaga adalah sebuah proses yang berjalan konsisten dan sinambung, maka tiap-tiap kita pun perlu terus mengoreksi dan merefleksikan diri dan hidup kita sesuai dengan maksud dan tujuan Tuhan sebagaimana tergambar di dalam Alkitab, Firman Allah. Bahkan ketika perikop bagian bacaan kita saat ini berbicara tentang kebangkitan tubuh maka sesungguhnya kita tahu bahwa tujuan Tuhan bagi kita adalah pemulihan yang menghantarkan kita pada keselamatan dan hidup kekal dimana Kristus menjadi jalan satu-satunya, karena tanpa melalui DIA tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada BAPA. Oleh karena itu tidak cukup bagi kita untuk sekedar tahu dan kenal siapa Yesus Kristus dalam keterbatasan kita melainkan kita perlu mengalami dan berjumpa secara langsung dengan Kristus sehingga kita tahu betapa dasyat dan dalamnya DIA. Bahkan ada lagu yang mengatakan betapa dalamnya DIA sampai tak terselami. Oleh karena itu DIA berinisiatif untuk memperkenalkan diri-Nya kepada kita. DIA yang adalah Sang Firman yang menjadi manusia dan menjadi sama dengan manusia. Mengambil rupa seorang hamba dan mengambil peran sebagai kurban tebusan dosa bagi semua umat manusia dan keutuhan ciptaan. Dengan demikian kita kini telah menjadi orang-orang yang dimerdekakan oleh DIA. Bahkan DIA memanggil dan memilih tiap-tiap kita untuk menjadi umat pilihannya. Dalam konteks iman Kristen berarti dibaptis dan menjadi orang percaya. Lebih khusus lagi menjadi anggota gereja dan terlibat aktif dalam tugas penatalayanan gereja.
                Sama seperti seorang gembala mengenal domba-dombanya, demikian juga dombanya pasti  dapat mengenal dengan baik siapa gembalanya. Demikian juga dengan Kristus yang sudah pasti mengenali hamba-hamba-Nya dan umat gembalaan-Nya. Sudah selayaknya tiap-tiap kita sebagai umat-Nya sungguh-sungguh dapat meminta kekuatan dan kemampuan dari Tuhan agar kita dapat mengenali-Nya dengan baik agar kita tidak tersesat kepada gembala lain selain Kristus. Melalui pengenalan akan Tuhan itulah pada akhirnya kita dapat mengambil komitmen untuk setia dalam anugerah keselamatan Allah. Kiranya Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja senantiasa memimpin, menyertai dan memampukan kita untuk sungguh-sungguh setia dalam anugerah keselamatan Allah melalui-Nya. Amin.

Penutup
 SETIALAH, SETIALAH
Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) No.154

1.       Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan Tuhanmu dengan tetap teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia.
Tetapi jangan kau gentar, tetap setialah.

2.       Setialah, setialah mengikut Tuhanmu.
Bersaksilah di dunia tentang Penebusmu.
Yang mati disalibkan di Bukit Golgota.
Tetapi DIA bangkitlah, besar kuasa-Nya.

3.       Setialah, setialah menjadi hamba-Nya.
Meski besar rintanganmu tetap percayalah.
Selalu kau dibimbing ke air yang tenang.

Kelak mahkota milikmu di Sorga yang terang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar