1
Korintus 15:58: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan Goyah
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu Bahwa
dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
Pembukaan dan Uraian
Saudara-saudara,
di masa sekarang ini setiap kita tanpa terkecuali sedang memasuki masa
goyangisme. Coba kita sebut saja sebuah goyangan yang biasa dikenal dengan
sebutan goyang ala Cezar yang begitu terkenal khususnya pada acara Yuk Kita
Sahur Trans TV dan berlanjut ke acara Yuk Keep Smile yang tayang setiap Sabtu
dan Minggu di Trans TV. Ada juga goyang itik yang dipopulerkan oleh Saskia
Gotik yang gagal menikah dengan Vicky Prasetyo. Dan berbagai nama dan model
goyangan yang dipopulerkan oleh artis-artis lainnya juga di Indonesia. Tapi di
hari ini saya tidak ingin mengajak kita sekalian berbicara tentang
goyangan-goyangan tersebut. Tapi dari ilustrasi ini saya ingin mengajak kita
melihat realita yang pasti kita pahami bersama bahwa ketika orang bergoyang
maka postur tubuhnya pasti tidak akan berdiri tegak bukan? Melainkan pasti akan
melekuk-lekuk sesuai dengan irama musik dan goyangannya itu sendiri. Hal ini
mungkin sama dengan gambaran diri orang-orang kebanyakan pada umumnya yang bisa
jadi gampang goyah, mudah galau, labil, dsb. Biasanya gambaran seperti ini
dideskripsikan dalam diri anak-anak remaja yang baru memasuki masa pencarian
jati diri. Namun tidak demikian dengan pesan yang terdapat dalam bagian bacaan
kita. Bagian bacaan kita justru mengungkapkan: “Karena itu saudara-saudaraku
yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah. Giatlah selalu dalam pekerjaan
Tuhan! Bahkan ungkapan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan dibuat dengan
akhiran tanda seru yang bisa berarti merupakan sebuah perintah dan penting
untuk diperhatikan serta dikerjakan. Dalam ungkapan ini terdapat sebuah nilai kesetiaan dalam
rangka melaksanakan pekerjaan Tuhan di tengah dunia yang juga harus dilihat
dalam kerangka kesetiaan dalam anugerah keselamatan Allah yang menjadi tema
kita saat ini. Sebagaimana Filipi 2:12 mengungkapkan “Kerjakanlah keselamatanmu
dengan takut dan gentar.” Dengan demikian kesetiaan kita dalam pekerjaan Tuhan
sesungguhnya merupakan wujud representasi pengucapan syukur kita atas anugerah
keselamatan yang telah dikerjakan Allah bagi kita melalui Yesus Kristus.
Terlebih ketika dengan jelas perikop ini diberi judul oleh LAI “Kebangkitan
Tubuh.” Pun di dalam ayat yang ke-54 dan ke-55 dipertegas lagi dengan ungkapan:
“Maut telah ditelan dalam kemenangan Kristus atas dosa dan maut itu sendiri.
Hai maut, dimanakah kemenanganmu dan dimanakah sengatmu?” Sesungguhnya
tiap-tiap kita sebagai orang percaya telah dipanggil keluar dari kegelapan
menuju terang-Nya yang ajaib. Kita yang pada awalnya adalah sampah karena dosa
telah dipungut dan diangkat Allah untuk menjadi anak-anak-Nya, untuk menjadi
alat-Nya, untuk menjadi sahabat-Nya, hamba-Nya dan bahkan rekan sekerja-Nya di
tengah dunia. Dalam ungkapan yang lain hendak dikatakan bahwa kita telah
dipersekutukan kembali dengan Allah melalui karya penyelamatan Yesus Kristus
sehingga kita bukan lagi hamba dosa melainkan hamba kebenaran. Demikianlah kita
tidak perlu lagi hidup di dalam dosa. Bahkan Kristus sendiri senantiasa
menyampaikan pesannya kepada kita melalui Firman-Nya supaya kita jangan berbuat
dosa lagi.
Saudara-saudara,
berbicara tentang tema setia dalam anugerah keselamatan Allah membuat saya
ingin mengajak kita melihat realita di sekitar kita. Ternyata memang akibat
dosa yang diwariskan oleh Adam dan Hawa membuat tiap-tiap kita manusia pada
umumnya memiliki kecenderungan sikap tidak setia. Kita lihat saja realita
perceraian yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga-rumah tangga di sekitar
kita. Demikian juga dengan realita perselingkuhan misalnya yang membuat istilah
PIL (Pria Idaman Lain) dan WIL (Wanita Idaman Lain) begitu populer dan
seringkali kita dengar. Bahkan dalam kehidupan keimanan pun acap kali terjadi
juga realita ketidak setiaan seperti itu. Karena satu dan lain hal maka dengan
mudahnya seorang Kristen menjual iman dan Tuhannya lalu menukarnya dengan yang
lain. Realita paling jelas di dalam Alkitab ada pada kisah Yudas Iskariot yang
menjual Yesus demi memperoleh uang. Kalau realita-realita nyata di sekitar kita
mungkin bisa kita amati sendiri ya. Ada Bella Safira yang berpindah keyakinan
menjadi mualaf demi menikahi suaminya. Bahkan terakhir saya melihat di siaran
youtube ada seorang mantan pendeta GKI Papua yang kemudian masuk Islam dan
beralih menjadi seorang mubalik Islam.
Saudara-saudara,
berbagai contoh kasus yang saya sebutkan tadi setidaknya dapat membuat kita
melihat bahwa realita ketidaksetiaan kepada Tuhan dapat menghinggapi diri siapa
saja. Bahkan mungkin juga dalam kehidupan kita. Acap kali baik disadari maupun
tidak disadari gambaran hidup kita mencerminkan ketidaksetiaan kita kepada
kehendak Tuhan. Oleh karena itu Firman Tuhan senantiasa berpesan kepada setiap
kita termasuk saya dan saudara agar kita senantiasa berjaga-jaga agar tidak
jatuh ke dalam pencobaan. Karena iblis berkeliling dan mengaum-ngaum seperti
singa yang siap menerkam. Oleh karena itu tiap-tiap kita perlu meminta kepada
Tuhan agar DIA menyelidiki hati kita. Tiap-tiap kita perlu meminta kekuatan dan
kemampuan untuk berjuang sampai akhirnya DIA akan mendapati kita sebagai
orang-orang yang sungguh-sungguh setia kepada-Nya. Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa berjaga-jaga adalah sebuah proses yang berjalan konsisten dan
sinambung, maka tiap-tiap kita pun perlu terus mengoreksi dan merefleksikan
diri dan hidup kita sesuai dengan maksud dan tujuan Tuhan sebagaimana tergambar
di dalam Alkitab, Firman Allah. Bahkan ketika perikop bagian bacaan kita saat
ini berbicara tentang kebangkitan tubuh maka sesungguhnya kita tahu bahwa
tujuan Tuhan bagi kita adalah pemulihan yang menghantarkan kita pada
keselamatan dan hidup kekal dimana Kristus menjadi jalan satu-satunya, karena
tanpa melalui DIA tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada BAPA. Oleh
karena itu tidak cukup bagi kita untuk sekedar tahu dan kenal siapa Yesus
Kristus dalam keterbatasan kita melainkan kita perlu mengalami dan berjumpa
secara langsung dengan Kristus sehingga kita tahu betapa dasyat dan dalamnya
DIA. Bahkan ada lagu yang mengatakan betapa dalamnya DIA sampai tak terselami.
Oleh karena itu DIA berinisiatif untuk memperkenalkan diri-Nya kepada kita. DIA
yang adalah Sang Firman yang menjadi manusia dan menjadi sama dengan manusia.
Mengambil rupa seorang hamba dan mengambil peran sebagai kurban tebusan dosa
bagi semua umat manusia dan keutuhan ciptaan. Dengan demikian kita kini telah
menjadi orang-orang yang dimerdekakan oleh DIA. Bahkan DIA memanggil dan
memilih tiap-tiap kita untuk menjadi umat pilihannya. Dalam konteks iman
Kristen berarti dibaptis dan menjadi orang percaya. Lebih khusus lagi menjadi
anggota gereja dan terlibat aktif dalam tugas penatalayanan gereja.
Sama seperti
seorang gembala mengenal domba-dombanya, demikian juga dombanya pasti dapat mengenal dengan baik siapa gembalanya.
Demikian juga dengan Kristus yang sudah pasti mengenali hamba-hamba-Nya dan
umat gembalaan-Nya. Sudah selayaknya tiap-tiap kita sebagai umat-Nya
sungguh-sungguh dapat meminta kekuatan dan kemampuan dari Tuhan agar kita dapat
mengenali-Nya dengan baik agar kita tidak tersesat kepada gembala lain selain
Kristus. Melalui pengenalan akan Tuhan itulah pada akhirnya kita dapat
mengambil komitmen untuk setia dalam anugerah keselamatan Allah. Kiranya Tuhan
Yesus Kristus Sang Kepala Gereja senantiasa memimpin, menyertai dan memampukan
kita untuk sungguh-sungguh setia dalam anugerah keselamatan Allah melalui-Nya.
Amin.
Penutup
SETIALAH,
SETIALAH
Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) No.154
1.
Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan Tuhanmu dengan tetap
teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia.
Tetapi jangan kau gentar, tetap
setialah.
2. Setialah,
setialah mengikut Tuhanmu.
Bersaksilah di dunia tentang
Penebusmu.
Yang mati disalibkan di Bukit
Golgota.
Tetapi DIA bangkitlah, besar
kuasa-Nya.
3. Setialah,
setialah menjadi hamba-Nya.
Meski besar rintanganmu tetap
percayalah.
Selalu kau dibimbing ke air yang
tenang.
Kelak mahkota milikmu di Sorga yang
terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar