CATATANKU ERICKTJONG adalah blog yang berisi tentang catatan reflektif spiritual dan catatan-catatan kritis mengenai berbagai-bagai pokok persoalan.
Jumat, 28 April 2017
PENTINGNYA KASIH DAN KESATUAN ROH DALAM PELAKSANAAN TUGAS PANGGILAN GEREJA (EFESUS 4:1-16)
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, berdasarkan bagian bacaan kita saat ini saya rindu mengajak kita sekalian merenungkan sebuah tema yaitu: “Pentingnya Kasih & Kesatuan Roh Dalam Pelaksanaan Tugas Panggilan Gereja.” Kalau kita berbicara tentang gereja, apa yang ada dalam bayangan kita saudara-saudara? Mungkin saudara akan langsung membayangkan tentang adanya organisasi gereja, hirarki dalam gereja, tata gereja dan tata laksana maupun gedung gereja dan segala kelengkapan yang ada di dalamnya. Itu memang tidak salah saudara-saudara. Tetapi yang lebih jauh dan lebih dalam daripada itu yang saya ingin arahkan kepada kita untuk juga membayangkan dan memahaminya adalah pengertian gereja yang adalah orangnya, yaitu kita sebagai bagian dari persekutuan orang percaya atau tubuh Kristus, dimana Kristus adalah kepala gerejanya. Dan sebagai kesatuan tubuh Kristus, maka kita masing-masing atau secara bersama-sama memiliki tugas panggilan yang sama yaitu agar setiap kita dapat saling membangun antara satu dengan yang lain agar pada akhirnya setiap kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari kesatuan gereja Tuhan dan atau kesatuan tubuh Kristus dapat mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat petrumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala. Karena memang daripada-Nyalah seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Itulah yang menjadi tujuan akhir atau hasil akhir dari pelaksanaan tugas panggilan kita sebagai gereja saudara-saudara. Dan untuk mencapai semuanya itu dan atau dalam pelaksanaannya maka kasih dan kesatuan Roh menjadi modal dasar yang sangat penting untuk dapat dimiliki dan dipelihara oleh kita sebagai pribadi dan juga sebagai bagian dari anggota gereja yang adalah kesatuan tubuh Kristus.
Lalu apa yang harus kita llakukan dalam rangka memiliki serta memelihara kasih dan kesatuan Roh dalam pelaksanaan tugas panggilan kita sebagai gereja? Poin pertama yang harus benar-benar kita sadari adalah bahwa sebagai bagian dari orang percaya dan atau kesatuan tubuh Kristus maka setiap kita memang dipanggil untuk menjadi orang-orang yang mau dan mampu berpadanan dengan tugas panggilan-Nya atas kita. Kita bisa lihat bersama dalam ayatnya yang pertama dari bagian bacaan kita. Ya saudara, bahkan Alkitab juga mengatakan dalam Efesus 2:10 demikian: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.” Jadi jelas bahwa Ia mau supaya kita hidup dalam kehidupan pelayanan kita, karena memang kehidupan pelayanan menjadi satu cerminan dari kehidupan kerohanian kita yang semakin bertumbuh dan terus bertumbuh. Sehingga kita bukan lagi menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja. Tetapi kita boleh menjadi orang Kristen atau pengikut Kristus yang luar biasa di dalam Dia dan oleh karena Dia. Karena semua semata-mata hanya karena anugerah dan kasih karunia-Nya. Dan di dalam upaya mensyukuri anugerah kasih karunia-Nya atas kita itulah maka kita pun perlu dan harus menyadari benar akan pentingnya penerapan nilai kasih dan kesatuan Roh dalam pelaksanaan tugas panggilan kita sebagai gereja, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Hal ini juga seiring sejalan dengan tugas panggilan kita untuk menjadi garam dan terang bagi orang-orang di sekitar kita. Hal ini juga seiring sejalan dengan tugas panggilan kita untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus sebagaimana tercantum dalam Injil Matius 28:19. Bahkan di dalam ayatnya yang ke-20 juga dikatakan: “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mari kita perhatikan ungkapan “ajarlah mereka melakukan.” Yang menjadi peranyaan kita adalah apa yang sepatutnya dan seharusnya kita ajarkan dan wariskan kepada semua saudara-saudara dan sesama kita dimanapun berada? Maka jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah kebenaran Allah dalam Kristus Yesus. Lalu kalau begitu apa yang menjadi ajaran mendasar yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai hukum yang menyempurnakan seluruh hukum taurat dan kitab para nabi? Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah hukum kasih sebagaimana terdapat dalam Injil Matius 22:37-40 (lihat juga Matius 5:44). Jadi jelas bahwa pelaksanaan hukum kasih bukanlah berlaku surut tetapi perlu terus dikembangkan setiap waktu dan dalam setiap kesempatan. Pun pelaksanaan hukum kasih juga berlaku secara universal tanpa harus memandang batas-batas apapun juga sebagaimana Kristus juga mengasihi semua orang tanpa terkecuali.
Nah, hukum kasih itu jugalah yang kiranya menjadi dasar bagi kita untuk dapat menerapkan kasih kita kepada sesama pelayan Tuhan dan juga kepada jemaat serta orang-orang yang kita layani. Namun tentunya kasih itu juga harus dilandaskan pada kesatuan Roh. Karena memang setiap kita sebagai orang-orang percaya dipersatukan melalui dan oleh Roh yang satu yaitu Roh Kudus atau Roh Kristus (bdk.Filipi 2:1-dst; Kisah Para Rasul 1:8). Secara khusus dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan demikian: “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Jadi jelaslah bahwa Roh Kudus adalah Roh yang menolong kita untuk menjadi saksi Kristus dan melayani Tuhan di ladang-Nya yang dipercayakan-Nya kepada kita. Oleh karena itu jangan pernah padamkan Roh itu di dalam diri kita. Tetapi biarlah Roh yang ada di dalam kita terus menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Itulah yang Tuhan mau untuk kita lakukan. Oleh karena itu milikilah dan peliharalah terus kasih dan kesatuan Roh dalam pelaksanaan tugas panggilan kita sebagai gereja. Mintalah senantiasa kepada-Nya agar kita dapat diberikan hati yang mengasihi dan juga Roh yang menyala-nyala untuk melayani Dia yang adalah Tuhan dan Raja kita. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Sebagai orang percaya yang memiliki satu iman dan pengharapan kepada Tuhan kita Yesus Kristus, seberapa penting kita memandang perlunya penerapan kasih dan kesatuan Roh dalam pelaksanaan tugas panggilan kita sebagai gereja? (Perhtikan Efesus 4:3-6).
2. Sebagai satu tubuh dalam Kristus, sudahkah kita masing-masing dan atau secara bersama-sama menunjukkan kasih kita kepada sesama kita siapapun itu dalam hal saling membantu? Dan sudahkah kita menerapkannya dalam segala kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran?
3. Jika sudah, maukah kita berkomitmen untuk terus melakukannya di dalam segenap kehidupan kita sebagai bukti bahwa kita mengasihi Tuhan? Jika belum, maukah kita memulainya sekarang?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar