Selasa, 18 April 2017

TINGGALLAH DI DALAM KASIHKU ITU (YOHANES 15:9-17)

Saudara-saudara kekasih Kristus, dalam kesempatan ini, berlandaskan pada bagian bacaan kita yang terambil dari Injil Yohanes 15:9-17, saya rindu mengajak saudara untuk merenungkan sebuah tema yaitu: “Tinggallah di dalam kasih-Ku itu: apa & bagaimana?” Kenapa tema ini menjadi penting saudara-saudara? Karena kita menyadari bersama berdasarkan kebenaran Alkitab yang adalah Firman Allah bahwa Allah adalah kasih. Dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia (1 Yohanes 4:16; bdk.1 Yohanes 4:7-21). Di dalam ayat tersebut dikatakan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi. Sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah karena Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allah yang telah mengasihi kita, dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita...” Inilah paskah saudara-saudara. Kematian dan kebangkitan Kristus sebagai bagian dari peristiwa penebusan dan penyelamatan Allah atas umat manusia dan terutama yang percaya kepada-Nya tidaklah terjadi begitu saja tanpa adanya landasan yang kuat. Dan landasan yang kuat itu tidak lain adalah kasih. Sebagaimana Yohanes 3:16 berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini maka Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Ya saudara, semua hanya bisa terjadi semata-mata karena kasih karunia dan anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Sehingga kepercayaan kepada Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus menjadi hal yang terpenting dan terutama. Karena kita diselamatkan karena iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus dan kebenaran-Nya. Bukan yang lain. Allah di dalam Kristus telah sungguh-sungguh mengasihi kita saudara-saudara. Bahkan karena kasih-Nya dan dengan kasih-Nya Ia rela untuk memberikan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya, yaitu kita. Sehingga Dia tidak menyebut kita lagi hamba melainkan sahabat. Karena hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku (Tuhan) menyebut kamu sahabat karena Aku (Tuhan) telah memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku, kata Tuhan. Ya saudara. Dan satu perintah yang ditekankan di dalam dan melalui ayat bagian bacaan kita saat ini adalah supaya kita saling mengasihi seorang akan yang lain (lihat ayat ke-17 dan ke-12). Dalam kedua ayat inilah secara khusus terjadi penekanan akan perintah tersebut saudara. Dan ingat bahwa kalau suatu perintah dituliskan dan atau diulang sebanyak dua kali di dalam Alkitab, itu berarti ini adalah suatu perintah yang sangat penting untuk diperhatikan dan juga dilaksanakan. Kenapa demikian saudara-saudara? Karena Tuhan tahu benar bahwa dosa telah menjadikan manusia kehilangan kemuliaan dan damai sejahtera Allah. Dengan demikian manusia sudah tidak mampu lagi untuk mengasihi Allah dengan semestinya yang tergambar juga dalam ketidakmampuan manusia untuk mengasihi sesamanya. Kita dapat melihat salah satu buktinya ketika Kain membunuh Habel yang tidak lain adalah saudara kandungnya sendiri. Ya saudara, Alkitab dengan tegas mengungkapkan bahwa karena makin bertambahnya kedurhakaan maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin (Matius 24:12). Oleh karena itu Alkitab juga jelas mengungkapkan kasih sebagai sebuah perintah baru (Yohanes 13:34). Tentu bukan karena perintah ini benar-benar baru disampaikan Tuhan kepada manusia dan atau orang percaya. Melainkan karena Tuhan sadar benar bahwa kasih kebanyakan orang (termasuk kita di dalamnya) perlu terus diperbaharui sehingga kasih itu tidak akan pernah menjadi usang. Kalau kita mau membandingkan dengan realita di sekitar kita saudara, maka tidak jarang kita mendengar istilah “Homo Homini Lupus” atau manusia pemakan manusia. Tentu ini tidak serta merta dikaitkan dengan kanibalisme dalam arti yang sesungguhnya. Tetapi marilah kita lihat saudara tentang bagaimana manusia yang satu dengan manusia yang lain saling sikut menyikut dalam berbagai konflik kepentingan. Sebut saja dalam dunia politik. Tidak ada yang namanya teman sejati. Yang ada adalah kepentingan sejati. Bahkan secara real beberapa hari yang lalu saya sempat membaca melalui line bahwa ada seorang remaja puteri bernama Dee yang diejek oleh rekan-rekannya di sekolah. Bahkan rekannya sampai tega membuat satu akun instagram khusus untuk mengejeknya, dimana dia dikatakan sebagai si paus. Namun singkat cerita Dee mampu bangkit dari segala keterpurukannya akibat ejekan tersebut. Ia pun membuat kaos yang bertuliskan: “Selamat Dee si Paus.” Sampai pada akhirnya kaos tersebut dapat dipublikasikan dan dipakai oleh banyak orang. Ia pun mendonasikan hasil penjualan kaos tersebut untuk misi penyelamatan ikan paus yang sesungguhnya, dimana dia bekerjasama dengan sebuah organisasi penyelamatan paus. Inilah sebuah cerita singkat yang mau menggambarkan tentang ketidakmampuan manusia dalam mengasihi. Namun di sisi lain terlihat juga bahwa Allah begitu mengasihi manusia ciptaan-Nya. Bahkan Ia mampu membangkitkan manusia dari segala keterpurukannya. Bahkan Ia mampu mengubah duka menjadi suka (Yohanes 16:20). Dengan demikian jelaslah bagi kita sekarang bahwa kasih adalah yang utama dan terutama. Bahkan kalau kita mau membandingkan antara iman, pengharapan dan kasih maka yang utama adalah kasih, karena kasih tak akan pernah lekang. Bahkan sebuah pujian mengatakan: “Tiada yang baka di dalam dunia. Segala yang indah pun akan lenyap. Namun kasihmu demi Tuhan Yesus sungguh bernilai dan tinggal tetap.” Ya saudara, kasih kepada Tuhan adalah suatu hal yang melampaui kata-kata. Karena kasih kepada Tuhan adalah hal yang perlu dinyatakan juga kepada sesama kita. Bahkan juga kepada musuh kita sebagaimana yang Alkitab katakan. Itu berarti kepada semua orang tanpa terkecuali. Karena tidak mungkin orang berkata bahwa dia mengasihi Allah yang tidak kelihatan kalau dia tidak mengasihi sesamanya yang kelihatan. Oleh karena itu segala sesuatu yang kamu lakukan bagi saudaramu yang paling hina ini, kamu melakukannya juga untuk Aku, kata Tuhan. Oleh karena itu, layanilah seorang akan yang lain sesuai dengan kasih karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Petrus 4:10). Gembalakanlah domba-domba-Ku, kata Tuhan. Dan lakukanlah perintah-Ku karena engkau adalah sahabatku, Firman Tuhan. Dengan demikian kita tinggal di dalam kasih-Nya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar