Selasa, 18 April 2017

YANG TERKECIL ADALAH YANG TERBESAR (MIKA 5:1-14; bdk.MATIUS 2:6)

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, seringkali dalam gambaran manusia pada umumnya, maka manusia acap kali memandang kebesaran seseorang berdasarkan kriteria-kriteria manusia itu sendiri. Sebut saja: kekuasaan, harta berlimpah, nama besar, dan lain sebagainya. Makanya dalam istilah orang Jawa seringkali kita dengar istilah bibit, bebet dan bobot. Ya saudara, tidak bisa dipungkiri bahwa itulah yang menjadi tolak ukur dunia ini dalam memandang nilai kebesaran. Dan itulah tata nilai yang seringkali dipakai oleh orang-orang di sekitar kita. Bahkan mungkin juga kita termasuk di dalamnya. Tetapi saat ini kita mau sama-sama belajar tentang apa kata Alkitab (Firman Tuhan) tentang kebesaran. Apa cara pandang Alkitab tentangnya. Dan berdasarkan bagian bacaan kita saat ini saya rindu untuk mengajak kita sekalian merenungkan sebuah tema yaitu: Yang Terkecil Adalah Yang Terbesar. Itulah fakta tentang cara pandang Alkitab yang berbeda dari cara pandang dunia ini tentang kebesaran. Tentunya Tuhan pun ingin agar kita mengikuti cara pandang Alkitab tersebut supaya nyata bahwa kita tidak menjadi sama dengan dunia ini , tetapi kita mau berubah dan diubahkan Tuhan berdasarkan kebenaran-Nya yang sejati. Pun pada akhirnya kita sendiri juga mau berubah menurut pembaharuan budi kita. Ya saudara, itulah yang Tuhan ingin kita lakukan di dalam hidup kita. Oleh karena itu marilah kita merubah mine set kita mulai saat ini. Yang terkecil adalah yang terbesar. Kalau kita lihat dan dengar tema ini maka pasti kita akan langsung teringat dengan satu bagian ayat Firman Tuhan mengenai itu. Ya saudara, ayat itu tidak lain ada di dalam Lukas 9:46-48. Di dalam ayat tersebut dengan tegas Yesus memberi gambaran kepada para murid dan juga kepada kita sekalian yang hadir saat ini bahwa barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar. Kalau kita mau membandingkan dengan momentum ketika Yesus Kristus sendiri sebagai Yang Maha Besar membasuh kaki para murid, maka kita akan mendapatkan inti pesan dari kebenaran Firman Tuhan ini yaitu pemimpin adalah pelayan. Ya saudara, bahkan Yesus Kristus sendiri yang adalah seratus persen Allah dan seratus persen Manusia; Dia yang sesungguh-sungguhnya adalah pemimpin hidup kita karena Dia adalah Sang Gembala Agung; Dia sendiri sudah menunjukkan suatu teladan bagaimana diri-Nya menjadi pelayan dengan m embasuh kaki para murid. Bahkan Dia pun rela mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa kita yang sebentar akan kita peringati dan rayakan dalam momentum perayaan Paskah. Pun kini Dia telah bangkit dan naik ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi kita di sana supaya dimana Dia berada kita pun berada. Sungguh saudara-saudara, Dia adalah Allah yang menang dan akan menjadikan kita lebih daripada pemenang. Itulah janji Tuhan dan kebenaran Firman Tuhan yang sudah digenapi dan pasti akan digenapi. Kenapa saya katakan sudah digenapi? Karena Firman Tuhan berkata dalam Markus 11:24 bahwa apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (bdk.Yohanes 15:7). Dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya. Kita juga percaya bahwa Firman Tuhan adalah ya dan amin. Jadi pasti akan digenapi. Itulah kenapa saya katakan bahwa janji Tuhan dan kebenaran-Nya sudah dan pasti akan digenapi. Kalau begitu bagaimana dengan bagian bacaan kita saudara-saudara? Bagaimana bagian bacaan kita memberi gambaran kepada kita sekalian saat ini tentang tema yang terkecil adalah yang terbesar? Mari kita mulai mempelajarinya dengan seksama: Dalam Mika 5:1 jelas dikatakan: “Tetapi engkau hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda. Daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala. Sejak dahulu kala.” Kalau kita bandingkan ungkapan ini dengan kitab Kejadian 1:26 dimana dikatakan di sana “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...,” maka kita akan menemukan bahwa figur yang dimaksud akan bangkit bagi-Ku itu tidak lain adalah Yesus Kristus Sang Mesias Juruselamat. Ya saudara. Dan kalau kita mau melihat kenapa Betlehem Efrata dikatakan sebagai yang terkecil diantara kaum-kaum Yehuda maka kita bisa menelusurinya melalui urutan dua belas suku Israel (lihat Kejadian 49:1-28). Secara khusus dalam Kejadian 49:3 dikatakan: “Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku. Engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama. Sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu. Waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku. Bandingkan dengan keturunan dan atau suku-suku yang lain. Dan secara khusus bandingkan juga dengan Yusuf. Dikatakan dalam Kejadian 49:22 bahwa Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya, namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Maha Kuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya, Gunung Batu Israel. Oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah yang Maha Kuasa yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan. Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad. Semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. Lihat saudara, sekalipun Yusuf dikatakan sebagai yang termuda atau yang terkecil diantara saudara-saudaranya, namun dia juga dikatakan sebagai yang teristimewa. Bahkan kita tahu bahwa Yusuf pada akhirnya menjadi seorang pemimpin dan penguasa atas seluruh tanah Mesir (Kejadian 41:41). Bahkan dia juga yang menolong seluruh bangsa Mesir termasuk ayah dan saudara-saudaranya pada saat kelaparan melanda negeri itu. Dan kalau kita mau melihat secara lebih khusus tentang kota Betlehem Efrata atau yang lebih sering kita sebut sebagai Betlehem yang di dalam bagian bacaan kita dikatakan sebagai yang terkecil itu maka mari kita melihatnya dengan seksama: Berdasarkan sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Betlehem, maka saya dan juga kita sekalian saat ini dapat memperoleh informasi tentang Kota Betlehem sebagai berikut: Betlehem seringkali diartikan sebagai rumah daging (terbungkusnya tulang belulang dengan daging-bdk.Yehezkiel 37:1-14). Nubuatan ini berhubungan dengan pembuangan Israel. Kita juga bisa membandingkan dengan sikap hidup Bangsa Israel yang nota bene adalah bangsa pilihan Allah namun seringkali tegar tengkuk dan sering tidak setia kepada Allah. Itulah makna yang terdalam dari arti kata Betlehem sebagai rumah daging. Betlehem adalah sebuah kota Palestina di tepi barat dan merupakan sebuah pusat budaya Palestina dan industri pariwisata. Berdasarkan data di tahun 2005 penduduknya berjumlah 29.019 jiwa. Kalau kita mau bandingkan dengan kabupaten kota di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk yang paling terkecil saja, berdasarkan data sensus penduduk di tahun 2010 misalnya, maka jumlah penduduk terkecilnya masih mencapai angka seribuan saudara-saudara. Data ini saya dapat dari sumber https://id.wikipedia.org ketika saya browsing di internet. Jadi jelas saudara-saudara, dari perbandingan jumlah penduduknya saja kita bisa melihat betapa kecilnya wilayah Kota Betlehem itu. Bahkan secara spesifik https://id.wikipedia.org/wiki/Betlehem juga menyebutkan bahwa kota raya Betlehem juga mencakup kota kecil Belt Jala dan Belt Sahour. Saya kira sudah cukup jelas bagaimana gambaran Kota Betlehem sebagai kota yang terkecil. Tentu kalau masih ada yang kurang jelas maka kita bisa menyelidikinya lebih jauh secara pribadi terutama berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan literatur-literatur pendukungnya. Ya saudara, Betlehem adalah yang terkecil. Itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Namun dengan jelas Matius 2:6 mengatakan: “Dan engkau Betlehem tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. Kalau kita lihat ini adalah bentuk penegasan dari apa yang sudah diutarakan dalam Mika 5:1. Jadi jelaslah bagi kita saudara-saudara bahwa di dalam tangan Tuhan maka dia yang terkecil bisa menjadi yang terbesar. Demikianpun yang terutama bisa menjadi yang terkemudian sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan. Jadi bagaimana sikap kita untuk menyikapi hal ini saudara-saudara? Yang Tuhan ingin kita lakukan adalah agar kita mau terus bermegah di dalam Tuhan agar nama-Nyalah yang dimuliakan. Biarlah kita menjadi yang semakin kecil sementara Dia menjadi yang semakin besar. Milikilah sikap yang mau terus merendahkan diri di hadapan-Nya dan mau terus bergantung kepada-Nya senantiasa. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak. Takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan. Tunjukkanlah kasih kita kepada Tuhan melalui kasih kita kepada sesama. Tanamkanlah sikap rendah hati dan kerelaan untuk saling membantu satu sama lain. Bertekunlah dalam doa dan pengajaran rasul-rasul, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam komunitas orang percaya dengan tujuan untuk saling membangun. Beribadahlah kepada Tuhan dan muliakanlah nama-Nya. Biarlah Roh kita terus menyala-nyala dan layanilah Tuhan dengan setia. Jadilah pelayan kecil Tuhan. Penutup: Pelayan Kecil Tuhan Menjadi pelayan Kecil Tuhan, Lelahku tiada berkesudahan, Menjadi pelayan kecil Tuhan, Derita tiada taranya. Itulah kataku seringkali, Itulah ungkapku tak mengerti, Namun kini telah kusadari, Layani Tuhan sungguh indah berseri. Layani Tuhan O Layani Tuhan, Kurindu layani Tuhan sepenuh detak jantungku, Layani Tuhan O Layani Tuhan, Kurindu layani Tuhan di hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar